Generasi Muda Penentu Masa Depan Suatu Bangsa (Oleh : K.H. Abul Hidayat Saerodjie)

Oleh: K.H. Abul Hidayat Saerodjie, Pembina Lembaga Bimbingan Ibadah dan Penyuluhan Islam (LBIPI) 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (النساء [٤]: ٩

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. (Q.S. An-Nisaa [4]: 9)

Ayat ini turun berkenaan dengan waris. Orang tua yang meninggalkan harta waris kepada ahli warisnya lebih baik dibandingkan dengan orang tua yang tidak meninggalkan harta waris. Tetapi kesejahteraan tidak cukup hanya dengan materi saja. Sejahtera itu harus diawali dengan kematangan dan kedewasaan berfikir.

Para ahli pendidikan secara empiris menyimpulkan bahwa kematangan dan kedewasaan berfikir tidak cukup hanya dengan mengandalkan IQ (Intelektual Quotient). Karena ada tiga kecerdasan yang tidak bisa dipisahkan, satu sama yang lain saling terkait.

Tiga kecerdasan itu ialah, IQ (Intelektual Quotient) yaitu kecerdasan intelektual, analisa logika. EQ (Emosional Quotient) yaitu kematangan emosi, kemampuan mendengar suara hati nurani dan kematangan pengendalian diri. SQ (Spiritual Quotient) yaitu kematangan spiritual, ma’rifatullah dan yufaqqihhu fiddin.

Dengan kata lain kesejahteraan bisa diraih bila anak memiliki tiga kecerdasan itu secara terpadu dan seimbang. Sehingga mempunyai kepribadian yang kuat (Personal Strength). Kepribadian yang kuat itu bila memiliki tiga hal yaitu:

  • Mission Statement, bahwa visi hidup adalah ibadah kepada Allah dengan misi pengabdian.
  • Character Building, membangun kepribadiannya dengan akhlakul karimah.
  • Self Controlling, kematangan pengendalian diri.

Tiga komponen tersebut akan dapat terwujud dengan pembinaan Aqidah dan akhlakul karimah. Artinya dengan pendidikan Agama. Karena Agama adalah konsep hidup yang diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta yang tahu persis tentang segala rahasia hidup dan kehidupan manusia.

Kepribadian yang dibangun atas dasar Iman dan Taqwa ini yang dijamin keselamatan dunia dan akhirat. Pada akhir ayat 9 surat An-Nisa, ada stressing Falyattaqullaha wal yaqulu qaulan sadida, maka bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar.

Kekayaan berupa harta benda, kecerdasan pangkat dan jabatan tanpa iman dan taqwa hanya akan melahirkan berbagai malapetaka. Perhatikan kehidupan manusia di abad milenium ketiga ini, ketika mampu mencapai tingkat puncak kepuasan dan kemakmuran material (material prosperity), namun tidak satupun di antara mereka mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhan batin (spiritual need). Banyak manusia memasuki dunia baru ini dengan perasaan puas bercampur cemas, puas karena ada yang kemajuan dan kelajuan (materi) yang dicapai. Cemas karena kemauan ini telah membawa pada masalah baru penyelesaiannya belum diketahui secara pasti.

Mereka mengira dengan membebaskan manusia dari pengawasan (tutelage) Agama mereka akan mendapatkan kebahagiaan di atas dunia ini.

Akhir-akhir ini orang-orang Barat semakin menyadari akibat dari pandangan sekuler di atas, ketika nilai spiritual diabaikan yang terjadi adalah timbulnya kekhawatiran, kebingungan, kegilaan, bunuh diri dan berbagai macam penyakit psikologi dan syaraf. Semuanya mengancam keamanan, kedamaian dan kesejahteraan Ummat manusia. (Posisi Islam di Tengah Pertarungan Ideologi dan Keyakinan. Imam Munawir, Drs. Ec Hal 14. Penerbit PT. Bina Ilmu Cet. I 1986).

Sisi Negatif dari Pengaruh Revolusi Teknologi Komunikasi dan Komputer

Sisi negatif dari penemuan teknologi komunikasi dan computer (internet) ternyata berdampak terjadinya transformasi (perubahan) kultur, peradaban, art, bisnis, dan ekonomi makro. Tidak kalah dahsyatnya adalah terjadinya perubahan social psychology (psikologi sosial), perubahan pola hidup social religious ke masayarakat individualisitis, pragmatis dan materialistis, perubahan pola hidup sederhana dan produktif ke pola hidup mewah, konsumeristik dan hedonistik, struktur keluargapun berubah, nilai-nilai Agama ditinggalkan dan cenderung menjadi masyarakat modern yang bercorak sekuler, seba boleh (permissive society) liberalisme dan eksistensialisme.

Lembaga perkawinan hilang “kesakralannya” cendrung pada pola hidup free sex, hidup bersama tanpa nikah.

Ambisi karir tidak terkendali, sehingga mengganggu hubungan interpersonal dalam keluarga dan masyarakat.

Hilangnya sikap altruisme (kebersamaan) dan berganti dengan gaya hidup laba-laba, yang membuat sarang indahnya hanya untuk menjerat mangsa (saling mengeksploitir sesama).

Serbuan Budaya dan Pemikirian

Kini nilai-nilai kemanusiaan sedang teruji, dilanda serbuan budaya pemikiran. Ada kekuatan besar yang konon sedang berupaya “menaklukkan” Indonesia yang mayoritas penduduknya muslimin terbesar di dunia, dengan cara menghancurkan moral dan akhlak para pemudanya. Karena mereka tahu nasib suatu bangsa ke depan tergantung pada generasi mudanya.

Melewati issue kebebasan dan globalisasi mereka lakukan invasi pemikiran dan serbuan budaya, dengan pornografi, narkoba, liberalisme dan eksistensialisme (seruan bebas nilai dan agama). Bagai tsunami yang menerjang dan meluluhlantakkan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang kehilangan jati diri, urakan tak berakhlak.

Pornografi dan Aborsi

Data Komisi Nasional Perlindungan Anak mengungkapkan bahwa “Pornografi berdampak buruk bagi perkembangan otak anak.”

Pada tahun 2014 Indonesia menjadi pengangses situs porno peringkat ketiga, bahkan menurut Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (LKSI) Yuliandre Darwis, Indonesia menempati posisi kedua dalam mengakses nonton porno di dunia maya. Akibat dari serbuan pornografi dan budaya urakan yang menuntut kebebasan sex (free sex), sebuah study WHO Badan Kesehatan Dunia (PBB) dan Guttmacher Institute menyatakan; “Angka aborsi alias pengguguran kandungan di dunia masih tergolong tinggi. Setiap tahun tak kurang dari 56 juta.”

Dan berdasar data BKBN ada sekitar dua juta kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Yang mengherankan justru konon 30 % dari pelaku aborsi dilakukan oleh wanita-wanita yang berstatus nona. Itu berarti ada dua juta nyawa setiap tahunnya dibunuh secara keji tanpa banyak orang tahu. Jika demikian lalu ada pertanyaan, dosa siapakah itu? Lalu akan menjadi bangsa yang bagaimana jika sudah terbiasa melakukan hal-hal keji seperti itu?”

Narkoba

Ancaman lain terhadap generasi muda khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya adalah gentayangannya “Hantu Narkoba” yang menyusup menjalari hampir semua lapisan masyarakat. Tua muda, pejabat dan rakyat, konglomerat maupun yang melarat kehilangan nalar warasnya ikut, menjadi pemakai dan pengedar yang meracuni masyarakat.

Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengungkapkan di Gedung BNN Jakarta bahwa, Sepanjang tahun 2017 terungkap 46.537 kasus Narkoba di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan sepanjang tahun itu BNN telah menyita Ratusan ton barang bukti narkoba dari Bandar dan sindikat yang bercokol di Indonesia.

Bayangkan jika generasi muda Indonesia di-bombardier dengan 4,71 ton sabu-sabu, 151,22 ton ganja dan 2.940.748 butir pil ekstasi dan 627.84 kg ekstasi cair. Kemudian ditambah lagi dengan terindikasi adanya 68 jenis narkoba baru yang telah masuk dan beredar di Indonesia.

Dan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, mayoritas pengguna narkoba ada di Jakarta. Masih menurut data dari BNN jumlah pengguna narkoba di Indonesia mencapai lima juta orang, 27,32 % dari pengguna tersebut adalah dari kalangan Mahasiswa dan Pelajar. Demikian menurut Kepala Subdirektorat Lingkungan Pendidikan BNN Agus Sutanto.

Tidak salah jika Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia darurat narkoba. Dari jumlah nilai transaksi penjualan narkoba sampai mencapai Rp250 triliun dalam satu tahun. Demikian yang diungkapkan Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol. Budi Waseso berdasar hasil survey yang dilakukan oleh BNN. Ini yang terdeteksi, bagaimana dengan yang lolos dari pengawasan, kemungkinan bisa jadi lebih besar lagi.

Subhanallah! Malapetaka apalagi yang akan menimpa bangsa ini? Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan anak-anak kita? Inilah yang harus menjadi perhatian dan keprihatinan kita semua, menjadi tanggung jawab kita bersama mengamankan anak-anak kita dan umumnya generasi muda dari bahaya serbuan budaya sesat. Yang akan mencabut dari akar kehidupan religious, santun dengan akhlakul karimah menjadi generasi urakan yang menuntut hidup bebas (liberalisme) dari norma dan Agama.

Tanggung Jawab Orang Tua

Firman Allah ,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (التحريم [٦٦]: ٦

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Q.S. At-Tahrim [66]:  6)

Hadis Riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ… (رواه مسلم

“Tidaklah seorang bayi dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah), kemudian kedua orang tuanya yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi…” (H.R. Muslim – 4803)

Dari ayat dan hadits tersebut cukup menjadi peringatan dan petunjuk bahwa, orang tua harus bertanggung jawab penuh bagi pendidikan putra-putri tercinta, buah hati permata jiwa terhindar dan selamat dari bahaya serbuan pemikiran dan budaya sekuler, liberarisme yang urakan, menjadi generasi penerus yang beriman dan bertaqwa serta menjadi manusia yang bertanggung jawab, berbakti kepada kedua orang tuanya. Berguna bagi bangsa, Agama dan umat manusia.

وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّابِ

(AK/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.