Hadirkan Banyak Prestasi, Mahasiswa Lampung di Mesir Minta Pemprov Lebih Perhatian

Kairo, Mesir, MINA – Banyak menuai prestasi di Mesir, (IKMAL)  meminta pemerintah Provinsi Lampung untuk lebih perhatian terhadap mahasiswa asal Lampung yang sedang menempuh studi di Kairo.

Ketua Ikmal periode 2021/2022, Dicky Aziz Gunawan kepada Kontributor MINA di Kairo, Huzein Zaid Al Fatah pada Sabtu (9/4) mengatakan selama ini berjuang bersama teman-teman pengurus untuk mengembangkan organisasi yang berdiri pada 20 Juni 2008 dan diresmikan pada 4 Agustus 2009 ini namun kurang mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah.

“Tahun 2021 kemarin 3 mahasiswa asal Lampung masuk dalam 10 besar mahasiswa asing berprestasi di Mesir. Mereka ini adalah Ayub, mahasiswa tingkat tiga di jurusan Ushuludin, Bahrul Ali tingkat empat jurusan Ushuludin, dan Farhad Umar dari Ma’had Azhar setingkat SMA. Sementara jumlah mahasiswa asing sendiri sekitar 25.000,” kata Dicky mahasiswa asal Way Kanan yang saat ini telah memasuki tingkat akhir di jurusan Syariah wal Qonun Universitas Al-Azhar ini.

Menurutnya, ini merupakan prestasi luar biasa yang mengharumkan nama Lampung. “Saat ini ada 200 lebih mahasiswa asal Lampung di Mesir. Ada juga beberapa mahasiswa asal Lampung yang sedang menyelesaikan S2 bahkan doktoralnya di Al-Azhar, ada juga mahasiswa kedokteran di sini, ini kan investasi (SDM) yang nantinya akan berkiprah untuk kemajuan Lampung,” katanya.

Namun, menurut Dicky, belum ada perhatian serius dari pemerintah Provinsi untuk mendukung kegiatan Ikmal selama ini. “Sebenarnya sejak 2009 senior-senior kami sudah pernah mengupayakan untuk mendapatkan dukungan dari pemprov, saat itu Gubernur Sachruddin ZP mendukung dan memberikan bantuan, lalu pada 2019 saat pulang ke Lampung juga saya beraudiensi saat itu ditemui Ibu Wagub, dan beberapa jajaran Pemprov, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut lagi,” katanya.

Selain itu, Ikmal juga terus menjalin komunikasi dengan Ikatan Keluarga Alumni Mesir (IKAM) Lampung yang juga terus mengupayakan agar Ikmal mendapatkan perhatian dari pemerintah provinsi Lampung.

Dicky juga menceritakan bagaimana selama ini sulit menjalankan program kerja untuk meningkatkan SDM anggota Ikmal karena terkendala dana dan fasilitas gedung pertemuan.

“Sekretariat ini kan kami masih sewa bukan milik sendiri, dan tempatnya juga kecil, kami pernah ngadakan dauroh undang salah seorang Syeikh di sini, di tengah-tengah Syeikh memberikan materi tiba-tiba pintu digedor dan kami dimarahi oleh warga Mesir, dianggap tidak berhak adakan kegiatan keramaian karena status sekretariat juga sewa bukan hak milik, saat itu sampai masalahnya di bawa ke kepolisian,” ujarnya.

“Jadi sejak saat itu kalau adakan kegiatan, kami sewa gedung, ini kami akan adakan bukber pertengahan Ramadhan kami sewa gedung milik kekeluargaan Jawa Tengah,” katanya.

Dicky mengungkapkan cukup “iri” melihat kekeluargaan dari Provinsi lain yang mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah daerahnya. “Dari kekeluargaan mahasiswa hanya Lampung dan Madura yang belum punya Rumah Daerah, kalau Madura kan masuk Kabupaten provinsinya masuk Jawa Timur, jadi cuma Lampung ini lah yang belum ada Rumah Daerah,” katanya.

Padahal, lebih lanjut Dicky menceritakan Ikmal terus berkontribusi terhadap dikenalnya adat budaya Lampung di dunia internasional. “Kami kenalkan tari bedana di sini, beberapa kali kami diminta mengisi acara-acara besar di KBRI, pernah juga ASEAN Exibition, bahkan ada beberapa gubernur di sini yang mengundang kami khusus untuk menampilkan tari bedana,” katanya.

Selain itu, Ikmal juga fokus memperhatikan keselamatan mahasiswa Lampung di Mesir yang juga sedang menghadapi bahaya keamanan dari perampok yang menjadikan mahasiswa sebagai sasaran. “Beberapa pekan lalu ada anggota kita dibegal di jalan, menderita luka bacok, saya panik saat itu berharap korban tidak terluka parah, karena kalau sampai terluka dan perlu biaya besar saya tidak bisa berbuat banyak membantu karena dana memang ngk ada,” katanya.

Tapi saat itu kata Dicky, KBRI turun tangan mengurusi dan ikut melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian Mesir. “Kami kadang beban juga kalau ada anggota yang perlukan bantuan pengobatan misalnya sementara kami tidak punya dana. kekeluargaan lain ada yang keluarkan dana besar untuk obati anggotanya, karena memang disuport dana oleh pemerintah provinsinya,” katanya.

Dicky berharap Pemerintah Provinsi Lampung dapat lebih perhatian membantu Ikmal mewujudkan keinginannya untuk memiliki Rumah Daerah. “Ya utamanya Ikmal bisa punya rumah daerah, itu kuncinya, karena nantinya akan menjadi pusat kegiatan mahasiswa Lampung. Kekeluargaan lain itu ada perpustakaan sendiri, ada wadah untuk kembangkan diri, ada wadah kembangkan kesenian, olahraga dan lain-lain. Selain ini diharapkan juga ada bantuan dana operasional setiap tahunnya dari pemerintah sebagaimana provinsi lain,” katanya.

Karena menurut Dicky, selama ini dana operasional mengandalkan iuran anggota, itu tidak cukup. Kalau ngadain kegiatan, selalu memberatkan anggota. “Saya terus mengupayakan dan alhamdulillah atas hubungan baik saya kepada salah seorang Syeikh di sini, beliau mengusahakan kami dapat dana bantuan sosial dari pemerintah Mesir. Ya itulah dan iuran anggota yang kami gunakan untuk operasional kegiatan selama ini, makanya banyak kegiatan yang tidak bisa terlaksana karena tidak ada dananya,” tambahnya.

Ikmal merupakan organisasi kekeluargaan Lampung di bawah Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Mesir. Anggota IKMAL adalah mahasiswa, pelajar dan masyarakat Indonesia di Mesir yang memiliki loyalitas terhadap Lampung baik merupakan orang lampung asli atau pendatang, merupakan tempat kelahiran atau tempat belajar, atau memiliki hubungan sosial terhadap Lampung. (L/hza/B03/P2).

Mi’raj News Agency (MINA).

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.