Ustadz Wahyudi KS, Amir Majelis Dakwah Pusat
إنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَـغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله ِمِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَـيّـَئاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا, يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا …….. أمـّا بعد : فَـإِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَـابُ اللهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاَتُهَا
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Jama’ah Muslimin Hafizhakumullah
Idul Fitri adalah hari kemenangan umat Islam, hari dimana kaum muslimin kembali pada hari berbuka, kembali kepada hari raya. Hal ini karena kaum muslimin telah melakukan serangkaian ibadah di bulan Ramadhan.
Ramadhan 1444 H. telah berlalu, hari ini 1 Syawwal 1444 H. Gemuruh takbir, tahlil dan tahmid berkumandang dimana-mana, di seluruh jagad raya alam semesta, bersatu padu dalam irama membesarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, memuji dan mensucikan-Nya, Semua itu sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat-Nya yang telah Allah anugerahkan.
Kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh kaum muslimin di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, adalah diawali dengan kemenangan Perang Badar Kubro tahun 2 H di bulan Ramadhan. Hal ini hendaknya menjadi inspirasi produktif untuk meraih kemenangan lainnya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Dengan Ramadhan Allah memuliakan diantara hamba-hamba-Nya yang bertaqwa kepada-Nya. Maka berbahagialah orang-orang yang dapat meraih prestasi Ramadhannya dan merugilah mereka yang masih bergelimang dengan noda dan dosa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
جاءني جبريل صلى الله عليه وسلم، فقال: شقي عبد أدرك رمضان فانسلخ منه ولم يغفر له. فقلت: آمين. (صحيح لغيره) “ —-البخاري
“Jibril datang kepadaku dan berkata; Celaka seorang hamba yang menjumpai Ramadhan kemudian keluar darinya sebelum ia diampuni. Maka aku berkata Aamiin. …” (HR. Al Bukhari dalam Shahih Al Adabul Mufrad, Juz 1. Hal. 245, no. 644)
Jama’ah Muslimin hafizhakumullah
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Siapapun di antara kita pasti merindukan kemenangan, kejayaan dan kebahgiaan. Namun demikian banyak manusia yang mengartikan kemenangan hanya terbatas kepada masalah-masalah fisik, materi dan hal-hal duniawi. Menjadi orang kaya adalah kemenangan, menjadi penjabat tinggi adalah kemenangan, memiliki gelar akademik yang panjang juga kemenangan. Akan tetapi dalam pandangan Allah, itu semua tidak ada artinya tanpa taqwa. Kekayaan, jabatan, dan gelar serta popularitas itu hanya akan memberikan makna bagi pemiliknya, jika ia dilandasi dengan ketaqwaan.
Diantara hikmah Ramadhan yang dapat kita petik, adalah kebersamaan kaum muslimin dalam memenuhi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hari ini muslimin yang terbentang dari Maroko hinggga Merauke berjumlah kurang lebih 2 Milyar, akan tetapi masih terpecah belah tidak satu pimpinan. Atas dasar hal tersebut, hendaknya menjadi agenda utama, membersihkan aqidah kaum muslimin dari segala bentuk kesyirikan, merapatkan barisan dan membangun kesatuan muslimin di seluruh persada dunia. Dengan Ramadlan, marilah kita raih kemenangan yang hakiki.
Jama’ah Muslimin yang mengharapkan rahmat dan ampunan-Nya.
Kehidupan di dunia ini merupakan hamparan ujian bagi manusia, khususnya bagi kaum muslimin. Ujian demi ujian harus dilalui dengan sabar dan tawakkal demi meraih kemenangan hakiki. Dalam melalui setiap fase ujian, kadar keimanan seseorang akan diuji. Bagi yang bersabar dan yakin akan pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla, ujian dapat berujung pahala dan kemenangan hakiki. Namun, bagi yang mudah menyerah, ujian dapat berujung pada petaka dan kekalahan.
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman
Ada 10 bentuk kemenangan hakiki yang dapat kita raih dalam berbagai hal. Di dalam Al-Qur’an, kita menemukan banyak kata al-fauz (kemenangan, keberuntungan, dan kebahagiaan), yang memiliki beberapa arti antara lain:
- Beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Maka, baginya dijanjikan dengan mendapatkan surga, dan inilah hakikat keberuntungan yang sesungguhnya (QS At-Taubah [9]: 72).
وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
- Beramal shaleh. Yaitu, orang-orang yang dapat membuktikan keimanannya dengan amal sh Maka itu, baginya akan mendapatkan surga, dan inilah hakikat keberuntungan yang sesungguhnya (QS. Al- Buruj [85]: 11).
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ
- Mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka, baginya akan mendapatkan surga, dan inilah hakikat kemenangan yang sesungguhnya (QS. At-Taubah [9]: 100).
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Baca Juga: Malu Kepada Allah
Jama’ah Muslimin yang dirahmati Allah
Kemenangan hakiki yang keempat adalah :
- Menjauhi kemaksiatan. Yaitu, orang-orang yang tidak bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan hanya taat kepada-Nya dan Rasul-Nya. Maka, baginya akan mendapatkan surga, dan inilah kemenangan yang sesungguhnya (QS An-Nisa [4]: 13-14).
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ خالِدِينَ فِيها وَذلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (13)
وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خالِداً فِيها وَلَهُ عَذابٌ مُهِينٌ (14)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu
- Benar dan jujur. Maka, baginya akan mendapatkan surga, dan inilah hakikat keberuntungan yang sesungguhnya (QS Al-Maidah [5]: 119).
قَالَ اللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
- Orang-orang yang takut akan azab hari kiamat. Maka, baginya akan mendapatkan rahmat-Nya dan dijauhkan dari azab neraka. Inilah hakikat keberuntungan yang sesungguhnya (QS. Al-An’am [6]: 15-16).
قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ.((15 مَنْ يُصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمَهُ ۚ وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ (16)
- Balasan surga. Maka, baginya akan mendapatkan balasan surga, dan inilah hakikat kemenangan yang sesungguhnya. (QS. An-Nur [24]: 52).
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَخْشَ ٱللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ
- Orang-orang yang beriman dan berjihad dengan harta dan jiwa. Maka, baginya akan mendapatkan balasan surga, dan inilah hakikat kemenangan yang sesungguhnya (QS At-Taubah [9]: 88-89).
لَكِنِ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ جَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَأُولَئِكَ لَهُمُ الْخَيْرَاتُ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (88)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menggapai Syahid di Jalan Allah Ta’ala
أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (89(
- Menjauhkan diri dari jalan dan tipu daya setan. Maka, baginya dijauhkan dari siksa api neraka, dan inilah hakikat ke menangan yang sesungguhnya (QS. Ash-Shaffat [37]: 50-61).
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
- Beresabar terhadap ejekan dan celaan. Yaitu, orang-orang yang mampu bersabar terhadap berbagai ejekan dan celaan yang dialamatkan kepadanya. Maka, baginya balasan surga, dan inilah hakikat kemenangan yang sesungguhnya (QS al-Mukminun [23]: 109-111).
اِنِّىۡ جَزَيۡتُهُمُ الۡيَوۡمَ بِمَا صَبَرُوۡۤا ۙ اَنَّهُمۡ هُمُ الۡفَآٮِٕزُوۡنَ
Jama’ah Muslimin yang mengharap kemenangan di dunia dan di akhirat.
Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam
Kata kemenangan dalam Al-Qur’an, juga ditampilkan dengan kalimat Al Fath dan Al-Ghaalib. Antara lain dalam QS. Al-Fath, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ;
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (2) وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا (3)
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak)”.
Ayat ini turun pada tahun 6 H. berkaitan dengan perjanjian Hudaibiyyah, yang berisi kesepakatan gencatan senjata antara muslimin dengan musyrikin Quraisy, yang kemudian menunda umroh hingga tahun depan. Atas perjanjian ini kaum muslimin awalnya merasa kecewa karena merasa kalah dengan kesepekatan tersebut. Namun kemudian Allah menampakkan kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh muslimin, termasuk berbondong-bondongnya orang masuk Islam.
Baca Juga: Tadabbur QS. Thaha ayat 14, Dirikan Shalat untuk Mengingat Allah
Kalimat Al-Fath yang kedua, terdapat pada surat Ash-Shaf: 13
وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman”.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, apabila kamu berperang di jalan Allah dan menolong agama-Nya, maka Allah akan menjamin menolongmu dan menjadikanmu menang.
Baca Juga: Terus Berjuang Membela Palestina
Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (Muhammad: 7)
Hal ini terbukti dalam sejarah, kaum muslimin dimenangkan Allah bukan dengan jumlah yang lebih banyak, akan tetapi karena kekuatan aqidah, istiqamah dan ketaatan yang optimal kepada Allah dan Rasul-Nya, tertib, disiplin dan taat komando pada pimpinan atau Amir. Merekalah yang kemudian diberikan kemenangan yang dekat.
Pada perang Badar 313 muslimin menang melawan 1000 kafirin, perang Ahzab 3000 muslimin menang melawan 10.000 sekutu musuh, perang Muktah 3000 muslimin menang melawan 200 ribu pasukan Romawi. Demikian pula perang di masa sahabat dimenangkan Allah di Yarmuk, Qadisiyah, dan lainnya.
Kata menang dalam Al-Qur’an juga diistilahkan dengan kata Al-Ghalib, hal ini sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Maidah : 56, yang berbunyi :
وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
“Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang”.
Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa syarat untuk disebut Hizbullah (pengikut agama Allah) dan meraih kemenangan, adalah dengan menjadikan pimpinan kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Artinya loyalitas (al_wala) hanya diberikan kepada Allah, dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman.
Loyalitas kepada orang-orang beriman, diwujudkan dengan menjadikan mereka sebagai pemimpin, Amir atau Imaam. Dengan demikian terwujudlah kehidupan berjama’ah, terpimpin oleh Imaamul Muslimin sebagaimana di zaman Rasul dan sahabat.
Jama’ah Muslimin yang dimuliakan oleh Allah
Dengan memperhatikan ayat-ayat yang mengandung kalimat al-fauz, al-fath dan al-ghalib, kita akan dapat memahami, bahwa kemenangan yang hakiki bukanlah hal-hal yang bersifat duniawi semata, akan tetapi lebih ditekankan pada keselamatan keyakinan kita kepada Allah, ketaatan kepadanya dan istiqamah dalam sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, serta terpimpin oleh Imaamul Muslimin. Oleh karena itu, janganlah kita menjadi manusia yang disorientasi dalam memandang kedudukan dunia dan akhirat. Dunia adalah ladang amal shaleh untuk meraih tujuan akhirat.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam QS. Asy-Syuuraa : 20
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
“Barangsiapa yang berorientasi pada kehidupan akhirat, maka kami akan menambahkan pada kehidupan (dunia)nya. Dan barangsiapa yang berorientasinya pada kehidupan dunia, maka kami akan berikan dari dunianya, dan tidak ada bagian baginya di akhirat nanti. “
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِالْآخِرَةِ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membenci setiap orang yang pandai urusan dunia (tapi) bodoh urusan akhirat” (HR. Al-Hakim, Shahih dalam kitab Jaami’ul Ahaadits, juz 41, hal. 258, no. 44833)
Jama’ah shalat Idul Fithri yang dimuliakan Allah,
Kehormatan kita terganggu di bulan Ramadlan tahun ini, yakni dengan kebiadaban dan kebutralan Zionis Israel yang melakukan kejahatan dan kekejaman terhadap kaum muslimin yang sedang beribadah di Masjid Al-Aqsha. Zionis Israel terus berusaha untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsha. Para mujahidin Palestina pun yang berada di garda depan hakikatnya membela kehormatan kaum muslimin dunia terhadap Al-Aqsha dari tangan-tangan najis Zionis Israel.
Atas dasar itu pula, kita wajib peduli kepada sesama muslim di manapun berada. Terutama yang sedang menghadapi ujian berat, seperti di Palestina, Suriah, Rohingnya, Uighur Cina, India, Yaman, dan negeri muslim lainnya. Demikian pula di negeri Indonesia yang kita cintai ini harus diwaspadai, adanya usaha adu domba dari musuh-musuh Allah yang tidak suka jika umat muslim ini menjadi pemeran utama dalam mewujudkan Islam rahmatan lil ‘aalamiin.
Jama’ah Muslimin Hafizhakumullah
Dakwah menyeru kepada Tauhid, mewujudkan kesatuan dan persatuan umat serta menyeru muslimin untuk meningkatkan peduli Al-Aqsha, adalah menjadi agenda utama kita hari ini. Oleh karena itu, janganlah pernah berhenti untuk berkiprah dan berjuang untuk membela kehormatan kaum muslimin dan menghidupkan dakwah di bumi Allah ini.
Bulan Ramadlan merupakan madrasah ijtima’iyah (pembinaan sosial dan kemasyarakatan). Amaliyah Ramadlan, yakni shaum, shalat tarwih, sedekah, peduli kepada sesama dan lainnya dapat membina umat untuk hidup berjama’ah dan berimamah, hidup dalam kebersamaan, bersatu padu, cinta keadilan, melahirkan kasih sayang kepada orang-orang miskin, sehingga orang-orang yang mampu dan kaya merasakan apa yang diderita oleh orang-orang fakir dan miskin.
Dari sinilah diharapkan timbul rasa persaudaraan dan solidaritas. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ،
“….Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba tersebut menolong saudaranya…” (Shahih Muslim, juz 4, hal. 2074, no.38)
Hadirin kaum muslimin dan muslimat, yang dirahmati Allah
Dari uraian tadi dapat kita simpulkan, bahwa keberhasilan dan kemenangan seseorang dari amaliyah Ramadlan, adalah bila berbagai amaliyah tersebut berjalan dan meningkat di bulan syawwal dan selanjutnya. Antara lain :
- Meningkatnya ibadah mahdloh secara vertikal dengan shalat malam, shaum sunnah, tadarus Al-Qur’an dan ibadah lainnya.
- Meningkatnya ibadah ghairu mahdlah secara horizontal; banyak sedekah, peduli sesama, tidak bersengketa hanya karena beda pendapat, tidak saling menjelekkan hanya karena ambisi duniawi, dan senantiasa berusaha membangun kehidupan berjama’ah bersama Imaamul Muslimin serta meningkatnya ukhuwwah dan solidaritas sesama muslim, sehingga pantas mendapat predikat sebagai umat yang terbaik (khairu ummah),
- Menjadi ikhwan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di akhir zaman ini, yakni menjadi orang-orang yang beriman kepada beliau, sekalipun belum berjumpa dengan beliau, sabar dalam menjalankan Islam walaupun penuh ujian laksana memegang bara api.
- Kemenangan Islam bukanlah kemenangan menguasai suatu wilayah ataupun harta benda, tetapi merupakan kemenangan terhadap atas setiap hati nurani ummat manusia di suatu tempat mana pun di muka bumi. Dan bumi ini akan diwariskan kepada hamba-hambaKu yang shalih. (QS.Al-Anbiyaa : 105)
- Kemenangan terbesar seorang muslim adalah mendapatkan ridla Allah, dan kelak di surga berjumpa dengan wajah Allah.
Hamba-hamba Allah, muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah
Sebelum mengakhiri khutbah ini, perkenankan kami menyampaikan nasihat khusus untuk muslimat sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para shahabiyah:
Wahai kaum muslimat dan mukminat, “Bertaqwallah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, janganlah berbuat syirik sekecil apapun, jauhilah riba dalam berbagai urusan duniamu, jagalah kehormatanmu, tutuplah auratmu dengan jilbab sesuai syari’at, sempurnakanlah kekurangan agamamu dengan memperbanyak shadaqah, jadilah pendamping setia bagi suamimu dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya, dan dalam berjuang di jalan Allah,
Wahai kaum muslimat dan mukminat, “berhiaslah di depan suamimu, bersyukurlah atas kebaikan suami sekecil apapun, jadilah penjaga yang baik atas harta dan keluargamu, makanlah selalu dengan yang halal. Jauhilah sifat dengki dan saling mengumpat diantara sesama kaummu.
Jama’ah Shalat Idul Fithri yang dirahmati Allah,
Untuk mengakhiri khutbah ini, marilah sejenak kita tundukkan kepala dan pusatkan hati nurani hanya kepada Allah, tanamkan rasa tawadlu, hilangkan segala bentuk kesombongan dan keangkuhan untuk bersimpuh dan berdo’a kepada-Nya.
الْحَمْدُ لله حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَنَا لَكَ الـْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لـِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَـظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى نَبِيِنَا مُحمدٌ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبَعَهُمْ بِإِحْسِانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن
Yaa Allah, Dzat Yang Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana, Andaikan ini adalah Idul Fitri yang terakhir untuk kami, maka jadikanlah kami sebagai husnul khatimah. Masukanlah kami kepada golongan hamba-hamba-Mu yang shalih, ridlailah kami, ampuni segala dosa dan kesalahan kami. Masukanlah kami sebagai hamba-hambaMu yang bersyukur.
Yaa Allah, Kami berlindung kepada-Mu dari keburukan pendengaran kami, dari keburukan penglihatan kami, dari keburukan lisan kami, dari keburukan hati kami dan dari keburukan angan-angan kami. Yaa Allah, Tolonglah kaum muslimin di Indonesia negeri tercinta ini, satukanlah kami, jauhkan kami dari perpecahan dan persengketaan. Yaa Rabb, selamatkan saudara kami di Palestina, di Suriah, di Cina, di Rohingnya, di Yaman, di India dan diberbagai belahan dunia lainnya.
Yaa Allah, jadikanlah kami sebagai orang istiqomah pada jalan-Mu. Berilah kami kekuatan dan kemudahan untuk selalu ta’at kepada-Mu, kepada Rasul-Mu dan kepada Ulil Amri yang engkau ridlai. Terimalah taubat kami Yaa Allah, ampunilah semua dosa dan kesalahan kami, masukanlah kami kepada golongan hamba-Mu yang shalih, satukan kami dengan para nabimu, dengan syuhada, shiddiqin dan shalihin. Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِينَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّينَ وَجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَلَمِينَ
اَللَّهُمَّ احْيِ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَسُوْءٍ وَمُنْكَرٍ.
اَللَّهُمَّ اشْدُدُ وَطْأَتَكَ عَلَى الكُفَّارِ الَّذِيْنَ يُــحَارِبُوْنَ الإسْلاَمَ وَالـْـمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ شَتِتْ شَـمْلَهُمْ شَـمْلاً وَفَرِّقْ جَـمْعَهُمْ وَمَزِّقْ حِزْبَـهُمْ وَاخْـتَلِفْ بَيْنَ قُلُوْبِـهِمْ اللهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. ربَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُلِلَّهِ رَنِّ الْعَالَمِيْنَ.
Penulis, E-mail: abuwihdan4221 @gmail.com
(AK/R1/R4/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)