Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

HAKTEKNAS 2020: Pemerintah Dorong Pengembangan Strategi Kecerdasan Artifisial

Rana Setiawan - Senin, 10 Agustus 2020 - 14:57 WIB

Senin, 10 Agustus 2020 - 14:57 WIB

6 Views

Jakarta, MINA – Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi (Kemenristek/BRIN), terus berupaya mendorong pengembangan strategi Kecerdasan Artifisial (KA) nasional melalui program Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA).

Hal tersebut agar Indonesia mampu bersaing dan tidak tertinggal dalam menarik manfaat pengembangan dan pemanfaatan teknologi KA demi kemajuan dan kemandirian bangsa.

Peluncuran Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) ini digelar bersamaan dengan rangkaian agenda puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-25 pada Senin (10/8).

Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro mengharapkan Stranas KA mampu menjawab berbagai permasalahan pada aspek produk, proses, dan wawasan kognitif di Indonesia.

Baca Juga: UAR Goes to School, Sosialisasi dan Edukasi Siswa terhadap Resiko Bencana

Kecerdasan Artifisial, misalnya, dapat meningkatkan nilai guna sebuah produk atau layanan. Selain itu, pada aspek proses, Kecerdasan Artifisial juga dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas organisasi, kata Bambang pada puncak Peringatan HAKTEKNAS 2020 yang ditayangkan secara virtual.

Kecerdasan Artifisial juga mampu memberikan wawasan kognitif untuk membantu pengambilan keputusan baik operasional maupun strategis.

Kelompok kerja penyusun Strategi Nasional untuk Kecerdasan Artifisial dipimpin oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Kelompok ini terdiri dari beberapa tenaga ahli yang mewakili kementerian-kementerian, badan dan lembaga nasional, perguruan tinggi, industri, serta perhimpunan dan komunitas di bidang Kecerdasan Artifisial.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

Berbagai produk riset dan inovasi karya putra-putri bangsa terus digalakkan dengan semangat kemandirian sebagai bangsa menuju negara maju dengan pendapatan tinggi pada tahun 2045.

Kemenristek/BRIN sebagai lokomotif pengembangan riset dan teknologi di Indonesia juga terus mendorong dan memfasilitasi para peneliti dan inventor untuk terus berkarya menghasilkan produk-produk unggulan yang inovatif, karena nilai tambah yang dihasilkan dari produk inovasi sudah terbukti mampu meningkatkan ekonomi suatu bangsa dan sudah dibuktikan oleh negara-negara maju.

Kepala BPPT Hammam Riza menjelaskan, fokus pemanfaatan KA dibagi menjadi dua sektor, yaitu sektor publik dan sektor industri unggulan nasional.

“Sektor publik merujuk kepada berbagai layanan pemerintah seperti bidang pelayanan publik, kesehatan, pendidikan, dan transportasi umum untuk pencapaian reformasi birokrasi,” jelasnya.

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

Sementara itu, lanjut Hammam, sektor industri unggulan nasional mencakup pertanian, maritim, energi, utilitas, rantai pasok, keuangan dan retail, serta pertahanan dan keamanan, untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional.

Lima Program Prioritas KA Indonesia adalah Layanan Kesehatan, Reformasi Birokrasi, Pendidikan dan Riset, Ketahanan Pangan, serta Mobilitas dan Kota Cerdas.

Kepala BPPT juga mengungkapkan, ada beberapa program Percepatan KA dengan acuan penetapan situasi COVID-19 saat ini, diantaranya Sistem Kecerdasan Artifisial untuk pendeteksian COVID-19.

Peluncuran Stranas KA menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara lain di dunia yang telah lebih dahulu memiliki strategi nasional kecerdasan artifisial sebagai sumber pertimbangan dalam perumusan kebijakan, seperti Singapura yang benar-benar fokus dalam mengembangkan teknologi KA.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Menurut Hammam, strategi nasional untuk kecerdasan artifisial ini dibutuhkan agar pengembangan dan pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial ini dapat selaras dengan kepentingan nasional dan memiliki tanggung jawab etika yang nilai-nilainya berlandaskan Pancasila.

“Selain itu, pemerintah harus juga memprioritaskan karya-karya anak bangsa agar teradopsi oleh sektor industri dan publik,” pungkasnya.(L/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Kolom
Indonesia
Indonesia
Internasional