Gaza, MINA – Gerakan Hamas mengatakan Kepala Biro Politiknya Ismail Haneyya berdiskusi dengan Sekretaris Jenderal Jihad Islam Ziyad an-Nakhala dan Wakil Sekretaris Jenderal Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) Jamil Mezher mengenai proposal gencatan senjata baru di Gaza.
Dalam pernyataannya hari Jumat (2/2), Hamas menjelaskan Haneyya berbicara melalui telepon dengan Nakhala dan berdiskusi mengenai perkembangan lapangan dan politik di Palestina, khususnya di Jalur Gaza. Palinfo melaporkan.
Haneyya menekankan, perundingan gencatan senjata apa pun harus mengarah pada penghentian total agresi Israel, kesepakatan pertukaran yang komprehensif, penarikan tentara pendudukan dari Gaza, pencabutan blokade, rekonstruksi wilayah yang telah dihancurkan serta penyediaan semua bantuan kemanusiaan serta kebutuhan vital bagi penduduknya.
Haneyya dan Nakhala menegaskan faksi perlawanan akan selalu berpihak dan melindungi kepentingan nasional rakyat Palestina.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Mereka menyatakan keyakinannya bahwa ketabahan rakyat Palestina dalam menghadapi agresi Israel, keberanian perlawanan dan kemauan politik akan mencapai aspirasi nasional untuk kebebasan dan kemerdekaan.
Haneyya juga berbicara dengan Jamil Mezher tentang usulan gencatan senjata baru, sebagai bagian dari konsultasinya dengan para pemimpin faksi perlawanan.
Para pemimpin Hamas dan Front Populer membahas perkembangan pertempuran “Banjir Al-Aqsa” di Gaza dan menekankan perlunya melindungi kepentingan rakyat Palestina dan menghormati pengorbanan besar mereka.
Pemimpin Hamas tersebut menyoroti, operasi “Banjir Al-Aqsa” terjadi dalam konteks perjuangan rakyat Palestina untuk pembebasan dari penjajahan dan berdirinya negara merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. (T/R7/P2)
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel