Gaza, MINA – Brigade Martir Izz al-Din al-Qassam, sayap militer gerakan Perlawanan Hamas, dan Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina, mengaku bertanggung jawab atas operasi di Tel Aviv yang terjadi Ahad (18/8) malam.
Dalam pernyataan bersama, faksi-faksi Perlawanan mengatakan, operasi syahid di wilayah Palestina yang diduduki tahun 1948 akan kembali menjadi yang terdepan selama pembantaian warga sipil, pengusiran dan pembunuhan masih berlangsung. Al Mayadeen melaporkan.
Operasi seperti itu tidak pernah dilakukan oleh Perlawanan Palestina selama bertahun-tahun.
Pengumuman itu muncul setelah polisi pendudukan dan Shin Bet mengatakan, ledakan di Tel Aviv adalah serangan yang dilakukan oleh Perlawanan Palestina, di mana alat peledak rakitan diledakkan.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Menurut Times of Israel, Shin Bet masih berusaha mengidentifikasi pejuang Perlawanan yang melakukan operasi itu. Sebaliknya, surat kabar Israel, Kan, mengklaim serangan tersebut berasal dari Nablus, Tepi Barat, sementara Intel Times melaporkan kekhawatiran Israel bahwa pejuang tersebut tidak beroperasi sendiri.
Sementara itu, Yediot Ahronoth mengatakan aparat keamanan pendudukan “takut mengubah Tepi Barat menjadi zona perang,” seraya menambahkan Hamas merekrut dan mendanai puluhan brigade untuk melakukan serangan yang lebih kuat, sambil menggunakan alat peledak dan mencoba membuat roket.
Sebuah ledakan dahsyat di Tel Aviv Ahad malam merenggut nyawa satu orang, karena otoritas pendudukan mengonfirmasi ledakan itu disebabkan oleh alat peledak yang dipasang di truk.
Insiden yang terjadi di daerah kota yang ramai itu telah mendorong penyelidikan ekstensif oleh polisi, yang sedang menyelidiki semua kemungkinan motif di balik serangan tersebut, termasuk apakah itu benar-benar operasi Perlawanan. []
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Mi’raj News Agency (MINA)