Gaza, MINA – Gerakan Hamas mendesak Presiden Sierra Leone menahan diri dari keputusannya untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem yang diduduki dan menyelaraskan diri dengan hak-hak rakyat Palestina dan tujuan nasional mereka yang adil.
“Posisi yang tidak menguntungkan dari pemerintah Sierra Leone terjadi pada saat kejahatan dan terorisme Israel terhadap rakyat, tanah dan tempat suci kami menjadi lebih intensif dari sebelumnya,” kata Juru Bicara Hamas Abdul-Latif Qanu dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (26/8). Palinfo melaporkan.
“Ini akan memberikan lampu hijau bagi tentara pendudukan dan pemukim untuk terus melakukan pelanggaran mereka dan melahap lebih banyak tanah Palestina, terutama di Yerusalem yang diduduki,” tambah Qanu.
Juru bicara tersebut juga mengecam keputusan Sierra Leone sebagai “pelanggaran terhadap hak-hak rakyat Palestina dan dukungan terhadap pendudukan fasis atas tanah mereka.”
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Sierra Leone mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan membuka kedutaan besar di kota suci Yerusalem yang diduduki.
Pengumuman tersebut disampaikan dalam pernyataan Presiden Julius Maada Bio setelah percakapan dengan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza