Hamas Sesalkan Keputusan Saudi Buka Wilayah Udaranya bagi Penerbangan Israel

Gaza, MINA – Gerakan Perlawanan Islam , , sangat menyesalkan pengumuman Arab untuk membuka wilayah udaranya bagi semua penerbangan ke dan dari wilayah pendudukan Israel.

Pengumuman ini dikeluarkan terutama karena itu dilakukan setelah “Deklarasi Yerusalem” yang ditandatangani Kamis (14/7) antara pemerintah Amerika Serikat dan entitas pendudukan Israel.

“Langkah ini tampaknya seperti hadiah bagi Otoritas Pendudukan Israel. Kami menegaskan kembali penolakan kami terhadap segala bentuk normalisasi dan kontak dengan pendudukan Israel,” kata Juru bicara Hamas Jihad Taha, sebagaimana keterangan resminya dikutip MINA, Ahad (17/7)

Menurutnya, entitas Zionis terus mempraktikkan aktivitas Yahudisasi dan perluasan permukiman serta melanggar kesucian situs suci Muslim dan Kristen, terutama di antaranya kiblat pertama umat Islam dan situs tersuci ketiga, Masjid Al-Aqsa.

Menteri Transportasi Israel Merav Michaeli pada Jumat (15/7 menyambut baik keputusan sebagai langkah penting. Langkah Riyadh itu membuat penerbangan Israel bisa leluasa melintasi wilayah udara Arab Saudi.

Selain itu, jamaah haji asal Israel bisa melakukan penerbangan langsung, tanpa melalui negara ketiga.

“Penerbangan Israel akan diizinkan di wilayah udara Arab Saudi,” kata Michaeli dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Arabiya.

“Ini adalah langkah penting Kerajaan Arab Saudi yang secara signifikan akan mempersingkat waktu penerbangan dan menurunkan harga,” katanya lagi.

Sebelumnya, Arab Saudi mengumumkan akan membuka wilayah udaranya untuk semua maskapai yang memenuhi persyaratan otoritas penerbangan setempat.

Keputusan itu diumumkan oleh Otoritas Umum Penerbangan Sipil Arab Saudi (GACA) pada Kamis (14/7) malam. “(Keputusan ini) untuk melengkapi upaya yang bertujuan untuk mengonsolidasikan posisi Kerajaan Arab Saudi sebagai pusat global yang menghubungkan tiga benua dan untuk meningkatkan konektivitas udara internasional,” kata GACA dalam sebuah pernyataan resminya.

Pengumuman itu muncul menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke Kerajaan Arab Saudi. Biden berkunjung ke kerajaan itu setelah mengunjungi Israel.(T/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)