Hamas Sesalkan Pernyataan Turki, Bahrain atas Serangan Heroik di Tel Aviv

Pakar forensik menyelidiki lokasi penembakan di Tel Aviv pada hari Kamis, 7 April 2022, setelah seorang pria Palestina menewaskan tiga orang dan melukai 16 lainnya di tempat hiburan yang ramai. (Foto: Getty)

Gaza, MINA – Gerakan perlawanan Palestina menyesalkan pernyataan Turki dan Bahrain karena mengutuk operasi perlawanan heroik di Tel Aviv.

Hamas yang berbasis di Gaza menekankan bahwa perlawanan terhadap terorisme Israel adalah hak yang diakui di bawah hukum internasional, Press TV melaporkan.

Juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan, kelompoknya menyesalkan pernyataan yang dibuat oleh Kedutaan Turki dan Kementerian Luar Negeri Bahrain yang mengutuk operasi perlawanan di Tel Aviv.

“Perlawanan bangsa Palestina ditujukan untuk membela diri dan kesucian mereka, yang merupakan hak yang dijamin dalam hukum internasional,” tegasnya dalam sebuah pernyataan, Jumat (8/4).

Kebijakan agresif rezim Israel terhadap rakyat Palestina dan kesucian mereka, tambahnya, adalah “bentuk terorisme dan rasisme di dunia.”

Seorang pria Palestina pada Kamis malam menewaskan tiga orang dan melukai 16 lainnya di tempat hiburan yang ramai di Tel Aviv.

Itu adalah insiden keempat di wilayah pendudukan dalam waktu kurang dari tiga pekan. Serangab itu dipuji sebagai tindakan heroik oleh orang-orang yang menentang pendudukan ilegal wilayah mereka.

Pria yang melakukan operasi itu diidentifikasi bernama Ra’ad Fathi Hazem, 28 tahun, dari kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

Dia terbunuh setelah perburuan besar-besaran oleh pasukan Israel di dekat sebuah masjid pada hari Jumat pertama bulan suci Ramadhan.

Dalam sebuah unggahan di akun Twitter-nya, Kedutaan Turki di Tel Aviv mengutuk apa yang disebutnya “serangan teroris,” sambil mengungkapkan “keprihatinan” atas “peningkatan serangan semacam itu.”

Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada rezim dan rakyat Israel, serta keluarga pria yang terbunuh.

Demikian pula, Kementerian Luar Negeri Bahrain juga mengutuk serangan itu dan menyampaikan belasungkawa kepada rezim Tel Aviv.

Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Bahrain mengatakan, “menentang semua bentuk terorisme dan kekerasan tidak peduli motif dan pembenarannya.”

Setelah operasi heroik tersebut, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memberikan “semua pasukan keamanan kebebasan penuh” operasi dalam upaya untuk mencegah lebih banyak serangan.

“Tidak ada dan tidak akan ada batasan untuk perang ini,” kata Bennett. “Kami memberikan kebebasan penuh untuk bertindak kepada tentara, Shin Bet [agen keamanan dalam negeri], dan semua pasukan keamanan untuk mengalahkan teror.”

Pada hari Jumat, gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, memuji apa yang disebutnya sebagai “operasi heroik Palestina”, yang dikatakannya sekali lagi membawa ke depan kerapuhan rezim pendudukan.

“Sekali lagi, perlawanan Palestina membuktikan kemampuannya untuk menghadapi pendudukan Israel, menanggapi kejahatan terus-menerus, dan memberikan pukulan yang memalukan di tempat yang tidak diharapkan, dan di kedalaman entitas yang merebutnya,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan. Jumat.

Sebelumnya pada hari Jumat, Hamas menyebut serangan itu sebagai “operasi heroik” dan bersumpah bahwa “perlawanan” terhadap rezim Israel “berlanjut dan meningkat.”

Dalam pernyataan terpisah, Suhail al-Hindi, seorang anggota biro politik Hamas, menggambarkan operasi itu sebagai “tindakan alami dan tanggapan revolusioner” terhadap Zionis.

“Operasi heroik di jantung ibu kota rezim perampas” membawa pesan dari para pejuang Palestina bahwa mereka bertekad untuk bergerak menuju kemenangan dan pembebasan, katanya.

“Sebagai rakyat Palestina, kami bergerak maju dengan segala cara untuk membasmi musuh dan mengusirnya dari tanah kami. Itulah mengapa perlawanan tumbuh di Palestina hari ini,” katanya.

“Perlawanan juga mengirimkan pesan revolusioner kepada musuh bahwa kami akan mengusir Anda dari wilayah kami, dan bahwa tindakan agresi Anda di Tepi Barat, al-Quds yang diduduki, Gaza, dan di mana-mana di tanah Palestina akan dihadapi respon alami.”

Hindi juga memperingatkan bahwa hari-hari mendatang akan sulit bagi rezim pendudukan.

“Pemusnahan dan penghancuran menunggu penjajah selama tanah ini diduduki dan tempat-tempat sucinya diserang,” tambahnya lebih lanjut. (T/RI-1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)