HAMAS TOLAK NEGOSIASI LANGSUNG DENGAN ISRAEL

Logo Gerakan Peralawanan Isrlam Hamas. (Sumber: arsip)
Logo Gerakan Peralawanan Isrlam . (Sumber: arsip)

Gaza, 5 Dzulhijjah 1435/29 September 2014 (MINA) – Gerakan perlawanan Hamas sangat menegaskan kembali sikapnya menolak untuk bernegosiasi langsung dengan .

Pemimpin Hamas Moussa Yahya yang mengatakan, pihaknya tidak melihat jalan perundingan dengan Israel sebagai cara untuk menyelesaikan konflik dan mengembalikan hak-hak Palestina.

“Pihak lain telah bereksperimen dengan negosiasi dan mereka tidak menghasilkan apa pun untuk kepentingan Palestina,” jelas Moussa menambahkan bahwa laporan media yang mengklaim Hamas siap untuk bernegosiasi langsung dengan Israel tidak benar.

Demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.

Dia menekankan, Hamas sepenuhnya mengadopsi pendekatan perlawanan, yang merupakan satu-satunya cara untuk mengakhiri pendudukan Palestina, menegaskan bahwa gerakan Hamas hanya memikirkan upaya mengembangkan dan melindungi perlawanan untuk menghadapi tindakan pendudukan dan arogansi.

Moussa menekankan, hanya melalui jalur perlawanan pendudukan Israel akan mendengarkan kondisi rakyat Palestina, sedangkan negosiasi telah terbukti gagal dan hanya akan membawa pada kehancuran dan kerugian lebih lanjut pada hak-hak rakyat.

Menurut Anadolu, surat kabar Al-Shorouk Mesir mengutip sumber pada Ahad kemarin yang menyatakan bahwa seorang petinggi terkemuka Hamas yang tidak disebutkan namanya mengatakan, gerakan sedang mengerjakan penyelesaian serangkaian diskusi internal berkaitan dengan panggung politik saat ini, negosiasi dengan Israel dan menilai situasi militer setelah perang baru-baru ini.

Sebelumnya, Izzat Al-Rishaq, anggota Biro Politik Hamas, mengumumkan, Selasa (23/9), pembicaraan tidak langsung dengan Israel yang dimediasi oleh Mesir akan dilanjutkan pada pekan terakhir Oktober mendatang, International Middle East Media Center (IMEMC) melaporkan.

Al-Rishaq menambahkan, putaran pembicaraan tindak lanjut genjatan senjata perang 51 hari di Gaza pada Selasa telah berakhir dengan baik delegasi Israel dan Palestina menyerahkan tuntutan mereka yang akan dibahas pada agenda selama putaran pembicaraan Oktober mendatang.

Delegasi Palestina termasuk Hamas menuntut gencatan senjata permanen, pembangunan kembali serta mengoperasikan bandara dan pelabuhan, juga pencabutan dari semua sanksi yang dijatuhkan Israel sejak Juni, termasuk pembebasan tahanan yang ditahan kembali serta anggota parlemen Palestina.

Mustahil

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pidato Sidang Umum tahunan PBB ke-69, Jumat (26/9), mengatakan, kembali ke perundingan langsung dengan Israel adalah mustahil dan menuduh entitas Zionis itu melakukan “genosida”.

Berbicara sehari setelah dia mengatakan bahwa pidato akan mengungkap cara baru ke depan untuk solusi permasalahan Palestina, Abbas mengecam Israel karena “telah menentukan lebih dulu”, hasil dari proses negosiasi sejauh ini.

Abbas telah berjanji menyerahkan sebuah resolusi untuk menetapkan agenda dalam mengakhiri pendudukan tidak sah Israel dan mendirikan Negara Palestina yang merdek

Pernyataan Abbas ditegaskan Kepala Perundingan untuk Palestina juga pejabat senior Fatah, Dr. Saeb Erekat, yang mengatakan usai Abbas berpidato di Sidang Umum PBB ke-69 bahwa kepemimpinan Palestina sekarang yakin “pembicaraan damai” dengan Tel Aviv yang disponsori Amerika Serikat (AS) telah mencapai jalan buntu.(T/R05/R03)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Comments: 0