HARI HIJAB SEDUNIA, APA PENGARUHNYA BAGI WANITA

akhwatperindusurga.blogspot.com
akhwatperindusurga.blogspot.com

Oleh: Rohullah Fauziah Alhakim, Reporter Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Di era modern ini, umat Islam perlu waspada dengan maraknya fashion, Banyak wanita muslim yang terjebak dalam arus modernisasi. Berbagai fashion yang jauh dari unsur Islami banyak ditawarkan kepada umat Islam, mulai dari mode pakaian  terbuka yang menampakkan perhiasannya,  mode busana yang menerawang sampai kepada mode busana sempit yang menonjolkan lekuk tubuhnya.

Ada juga wanita yang mengenakan bukan sekedar mematuhi perintah agama akan tetapi jilbab juga menjadi unsur gaya, modis, elegan, dan tampak vulgar serta seksi. Padahal sudah jelas bagaimana hukum Islam mengatur busana atau pakaian yang selayaknya dipakai oleh kaum wanita.

Memakai jilbab adalah hak sekaligus kewajiban setiap wanita , karena jilbab adalah perintah dari Allah Subhana Wa Ta’ala, seperti dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْلأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْجَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُغَفُورًا رَحِيمًا (٥٩)

“Hai Nabi, Katakanlah kepadaisteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu merekatidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

International Hijab Solidarity Day

Di negara minoritas Muslim (beberapa negara Eropa, Amerika dan Asia), pemerintahnya melarang wanita muslim yang berhijab ketika beraktivitas. Larangan tersebut kemudian menuai aksi protes dari berbagai negara. Aksi protes besar-besaran dilakukan pada 2004 silam.

Kala itu pemerintah Inggris, tepatnya di London memutuskan untuk membuat sebuah larangan bagi mahasiswi yang mengenakan simbol keagamaan apa pun bentuknya, termasuk pemakaian hijab.

Hal itu juga dilakukan oleh pemerintah Prancis yang melarang anak perempuan menggunakan jilbab di sekolah maupun kuliah.

Berbeda dengan kasus yang terjadi di Tunisia, wanita yang berjilbab di tempat umum akan di penjara dan disiksa. Inilah yang membuat masyarakat geram dan melakukan aksi protes menentang peraturan tersebut.

Aksi protes yang dilakukan masyarakat membuat pemerintah panik dan memutuskan menyelenggarakan Konferensi London yang jatuh pada 4 September 2004. Konferensi ini dihadiri 300 delegasi dari 102 organisasi di Inggris dan 35 negara lainnya.

Hasil pertemuan para petinggi negara menghasilkan dukungan kepada para muslimah dan akhirnya mengizinkan wanita untuk berhijab di tempat umum. Sejak keputusan itu dibuat, akhirnya 4 September ditentukan sebagai International Hijab Solidarity Day (IHSD) atau Hari Solidaritas Hijab Dunia.

Wanita di beberapa negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Turki dan lainnya juga merayakan hari berhijab sejak keputusan tersebut dibuat. Perayaan IHSD ini juga dilakukan sebagai bentuk dukungan masyarakat untuk para hijabers yang masih terintimidasi karena menggunakan jilbab.

Apa Itu Jilbab?

Imam Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan, jilbab berarti kain yang lebih besar ukurannya dari khimar (kerudung), sedang yang benar menurutnya jilbab adalah kain yang menutup semua badan.

Jilbab yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan arti atau bentuk yang sudah berubah dari arti asli jilbab. Kebanyakan orang mengartikan jilbab adalah kain yang menutup rambut dan leher saja.

Sebagai Muslimah yang taat, harusnya lebih memahami definisi jilbab menurut syari’at Islam.

Ayat 59 surah Al-Ahzab ini turun ketika wanita merdeka dan para budak wanitakeluar bersama-sama tanpa ada suatu yang membedakan antara keduanya, sementara Madinah pada masa itu masih banyak orang-orang fasiq (suka berbuat dosa) yang suka mengganggu wanita-wanita dan ketika diperingatkan mereka (orang fasiq) itu menjawab kami mengira mereka (wanita-wanita yang keluar) adalah para budak wanita.

Lalu turunlah ayat di atas dengan tujuan memberi identitas kepada wanita-wanita merdeka itu melalui pakaian jilbab.

Pengaruh Jilbab Dalam Pergaulan

(photo: islamic-center)
(photo: islamic-center)

Islam memerintahkan kaum hawa untuk senantiasa menjaga auratnya. Salah satunya dengan cara memakai jilbab, sebagai pembeda antara wanita muslim dengan wanita non muslim. islam sudah memberitahukan melalui Alqur’an mengenai perintah menggunakan jilbab dan aturan bagi kaum muslimah dalam berbusana.

Dalam psikologi sosial, jilbab sebagai busana muslimah mempunyai tiga fungsi utama yaitu Diferensiasi. Dengan busana muslimah seseorang membedakan dirinya, kelompoknya atau golongannya dari orang lain.

Busana memberikan identitas yang memperteguh konsep diri. Kelompok anak muda yang ingin menegaskan identitasnya, berusaha menunjukkan pakaian yang aneh-aneh. Dengan perilaku aneh, ia membedakan dirinya dengan orang tua. Busana muslimah memberikan identitas keislaman, yang membedakan dirinya dari kelompok wanita yang lain.

Dalam dunia modern sekarang ini, banyak wanita yang mencari-cari identitas dengan menampilkan pakaian-pakaian yang menjadi mode zaman. Seorang wanita yang tiba-tiba naik pada posisi tinggi mengalami krisis identitas. Untuk memperteguh identitas dirinya, ia akan mencari busana yang melambangkan status barunya.

Perilaku Busana muslimah memberikan citra diri yang stabil. Ia ingin menunjukkan bahwa Saya adalah muslimah melalui jilbabnya. Dengan itu, tertanam dalam dirinya untuk menolak segala macam sistem jahiliyah dan ingin hidup dalam sistem Islami. Karena itu, selembar kain kerudung yang menutup tubuhnya menjadi simbol keterlibatan pada Islam.

Busana muslimah mendorong pemakainya berperilaku sesuai dengan citra muslimah. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan memakai pakaian seragam kelompok tertentu, seorang menunjukkan melalui pakaian seragamnya itu bahwa ia telah melepaskan haknya untuk bertindak bebas dan dalam batas-batas kaidah-kaidah kelompoknya.

ABRI yang berpakaian seragam akan merasakan perilakunya berbeda ketika ia berpakaian preman. Santri yang menanggalkan sarung dan peci serta menggantikannya dengan celana blue-jeans dan t-Shirt akan merasakan perubahan perilakunya.

Pakaian juga mencerminkan emosi pemakainya, sekaligus mempengaruhi perilaku orang lain. Busana muslimah yang diungkapkan secara massal akan mendorong emosi keagamaan yang konstruktif. Emosi dan perilaku sebenarnya kembali kepada fungsi pertama dari pakaian, yakni diferensiasi.

Bila kita berjumpa dengan orang lain, kita akan mengkategorikan orang itu dalam satu kategori yang terdapat di dalam memori kita. Kita akan segera mengelompokkan orang ke dalam kategori mahasiswa, cendekiawan, penjahat, dan lain-lain.

Kita menetapkan kategori itu berdasarkan gambaran yang tampak, petunjuk wajah, petunjuk bahasa dan petunjuk artifaktual. Dalam waktu yang singkat, kita akan umumnya menggunakan petunjuk artifaktual, dalam hal ini busana. Karena busana terlihat sebelum terdengar.

Busana muslimah mempunyai fungsi penegas identitas. Dengan busana itu, seorang muslimah mengidentifikasikan dirinya dengan ajaran Islam. Karena identifikasi ini, ia akan terdorong untuk berperilaku sesuai dengan ajaran Islam. Busana muslimah akan menyebabkan orang lain mempersepsi pemakainya sebagai wanita muslimah dan akan memperlakukannya seperti dia. (P006/R03)

Wallahu a`lam bishshawwab.

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Fauziah Al Hakim

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0