Menurut Syafii, memang berdasarkan hisab matahari masih ada di bawah ufuk, sehingga hasilnya hilal Syawwal tidak terlihat oleh seorang saksi pun di bawah sumpah. Selain itu, pada saat pemantauan, kondisi matahari tertutup mendung.
Menurut wartawan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency) yang hadir, pemantauan hilal Syawwal dilaksanakan di markaz pemantauan Cakung, Jakarta timur, selasa sore (6/7) sekitar pukul 17.57 WIB.
Selain Tim Rukyat Hilal Al Husinniyah, hadir dalam pemantauan hilal Syawal 1434 dari Tim Rukyat Hilal Jamaah Muslimin (Hizbullah), serta tim rukyat hilal dari beberapa ormas Islam yaitu Tim Rukyat Hilal Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Pembela Islam (FPI), Dewan Dakwah Indonesia (DDII), Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), dan ormas Islam lainnya.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Pemantauan hilal Syawwal dilakukan pada Selasa (6/8), karena bertepatan dengan hari ke-29 Ramadhan dan diadakan Rukyah Hilal Syawwal 1434 H bagi umat Islam yang memulai puasa Ramadhan 1434 H hari Selasa 9 Juli 2013 M.
Sementara Dewan Hisab dan Rukyat (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) berpusat di Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, masih mengadakan rukyatul hilal akhir Ramadhan di berbagai titik pemantauan di Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
Amir DHR Ustadz K.H. Abu Muchtar Marsa’i mengatakan, berdasarkan hilal 1 Ramadhan pada Selasa (9/7), maka rukyatul hilal akhir Ramadhan yakni tangal 29 Ramadhan dilaksanakan hari ini, Selasa (6/7).
Menurutnya, berdasarkan perhitungan hisab harkat perjalanan matahari dan bulan menurut thariqat hisab falak Syeh Alauddin Ibnu Syathir, menunjukan bahwa hari Kamis 8 Agustus 2013 M. adalah awal bulan Syawal 1434 H.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Ijtima terjadi pada Rabu pagi jam 04.38 WIB dan terletak di buruj Al Asad 14 derajat 12 daqiqah dan di manzilah An-Nasyrah 12 derajat 12 daqiqah.
“Maka rukyatul hilal pada Selasa sore 29 Ramadhan kemungkinan tidak terlihat karena bulan lebih dulu terbenam daripada matahari dengan selisih 21 menit di Jakarta atau di bawah ufuq 5 derajat 15 daqiqah,” katanya.
Ramadhan digenapkan 30 hari, sehingga hari raya ‘Idul Fithri jatuh hari Kamis 8 Agustus 2013, kata Ustadz Marsa’i kepada Mi’raj News Agency (MINA).
Menurutnya, sesuai dengan petunjuk Rasulullah agar kaum muslimin memulai puasa berdasarkan hilal dan mengakhirinya juga berdasarkan hilal, maka wajib melaksanakan rukyatul hilal akhir Ramadhan.
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Sementara itu, Kementerian Agama RI akan menggelar sidang isbat penetapan Hari Raya Idul Fitri pada Rabu 7 Agustus di ruang Auditorium Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Sebelum sidang, diawali dengan seminar praisbat, sekitar pukul 13.30 WIB. (L/P02/P04/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan