Kingston, MINA – Mencapai impian masa kecilnya, Hassanah Al-Saba pada 29 Agustus, menjadi pilot wanita Muslim pertama di Pulau Jamaika, Amerika Selatan.
“Saya tidak percaya bahwa itu adalah saya di TV dan di koran,” kata Hassanah kepada Travel Noire, yang dikutip AboutIslam.
“Tapi itu telah berlalu dan sekarang saya sangat berharap saya menginspirasi orang lain dan meniru moto kami ‘Out of Many, One People.’ Saya seorang Jamaika yang bangga dan saya berharap dapat menunjukkan kepada orang-orang bahwa impian ada dalam jangkauan,” katanya.
Dirayakan di seluruh negeri, dimana Islam adalah agama minoritas, pencapaian Hassanah dimulai dari mimpi seorang gadis muda yang menyukai perasaan ia naik ke langit dengan pesawat, saat bepergian mengunjungi kakek-neneknya di Trinidad.
Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah
“Sejak itu, mata saya selalu terpaku ke langit dan ketertarikan saya pada pesawat terbang semakin besar. Saya suka melihat pemandangan yang indah. Alamnya menakjubkan dan suka terbang memberi saya kesempatan untuk menyerap pemandangan yang indah,” kenangnya.
“Terbang juga membuatku merasa bebas. Saya bisa naik ke langit dan meninggalkan kekhawatiran saya di tanah. Hanya aku dan awan yang bergetar,” ujar Hassanah.
Hassanah lulus ujian penerbangan pada 25 Agustus dan menerima lisensinya pada 29 Agustus. Impian berikutnya adalah mendapatkan pelatihan lisensi komersial dan terbang untuk maskapai penerbangan.
Jamaika adalah negara mayoritas Kristen, dengan Islam menjadi agama minoritas.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Muslim pertama tiba di Jamaika sebagai orang-orang yang diperbudak. Islam adalah salah satu agama utama orang Afrika yang dibawa ke Karibia dan Amerika.
Saat ini, ada sekitar 5.000 orang Jamaika beragama Islam. Ada sebelas masjid di seluruh pulau. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis