Hayu Prabowo: Ecomasjid Fokus Ketahanan Air, Pangan, dan Energi

Jakarta, MINA – Ketua Lembaga Pemulihan Lingkungan Hidup & Sumberdaya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH-SDA MUI) mengatakan, akan fokus kepada tiga hal yaitu, ketahanan air, pangan dan energi, sebagai sumber kehidupan bagi makluk seluruh alam terutama manusia.

Hal itu dikatakan Hayu dalam Forum Diskusi Online EcoRamadhan melalui platform digital Zoom Meeting dam disiarkan lewat Youtube. Forum diskusi secara daring mengambil tema utama “Jaga Bumi – Cegah Pandemi” ini dilakukan sekitar 60 menit, digelar mulai pukul 05:30-06.30 WIB pagi, Rabu (13/5).

“Dalam tiga hal inilah yang menjadi fokus EcoMasjid, karena masjid membutuhkan air ternyata air itu melingkupi semuanya. Karena seluruh kehidupan di mulai dari air, kemudian merembet kepada pangan dan energi,” katanya dalam diskusi online mengambi tema “EcoMasjid, Dari Masjid Makmurkan Bumi” tersebut.

Hayu menjelaskan, sebagaimana dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Manusia berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api” (HR. Abu Dawud).

“Karena kita bisa makan apa yang bisa tumbuh dari bumi, maka dari itu bumi harus sehat dan selalau di jaga oleh manusia, kalau kita mau hidup, karena manusia dan tumbuhan itu makan dari bumi,” ucapnya.

Menurutnya, Air, pangan dan energi harus dimiliki oleh masyarakat sebagaimana dalam UUD pasal 33 itu bumi dan seisinya itu dikuasai oleh negara untuk masyarakat.

Terutama bagi umat Islam, air adalah yang paling utama bagi kehidupan dan untuk prasarana ibadah. Air sangat penting terutama dalam hal bersuci. Terlepas dengan adanya virus Covid-19 manusia harus banyak berwudhu atau menggunakan air.

Hayu menjelaskan, program masjid ramah lingkungan (ecoMasjid) yang digagas LPLH-SDA MUI telah mendapat perhatian dunia dan saat ini telah bekerjasama dalam program Living The Change dari Organisasi GreenFaith.

Inisiatif ini ditujukan untuk mendapatkan komitmen individu untuk melakukan perubahan kehidupan di dua bidang, yaitu Makan dari Terdekat (Locavore) dan Berbagi Makanan Lebih (BeraMaL), yang keduanya memiliki dampak signifikan pada pengurangan sampah makanan untuk perbaikan lingkungan hidup dan perubahan iklim guna kelangsungan kehidupan manusia masa depan.

“Sesuai dengan peran masjid sebagai basis pembangunan masyarakat madani, masjid bukan hanya semata-mata dijadikan sarana ibadah ritual (mahdhah), melainkan ia menjadi sarana dan sekaligus kekuatan dalam membangun dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dan pembaharuan kehidupan umat, baik sekarang ataupun masa mendatang,” ujarnya.

Hayu juga mengimbau kepada masyarakat untuk makan makanan dari lokal, karena di Indonesia banyak makanan yang ditanam, seperti gandum, singkong, ketela dan buah-buahan juga harus dari lokal saja.

Program ecoRamadhan adalah suatu program diluncurkan MUI dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) sejak lebih dari lima tahun lalu sebagai bagian dari program masjid ramah lingkungan. (L/R8/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.