HRW: Pasukan Bangladesh Siksa Pengungsi Rohingya

Dhaka, MINA – Organisasi pengawas hak asasi internasional, Human Rights Watch () menyebut pasukan keamanan Bangladesh melakukan penyiksaan terhadap .

Organisasi HAM yang berbasis di New York, Amerika Serikat itu juga meminta pemerintah untuk menyelidiki hal tersebut.

“Otoritas Bangladesh harus segera menyelidiki tudingan bahwa pasukan keamanan telah memukuli dan secara sewenang-wenang menahan pengungsi Rohingya yang berusaha meninggalkan pulau Bhasan Char,” kata HRW dalam pernyataan seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (28/4).

“Pasukan keamanan Bangladesh pada 6 April 2021 menangkap dan memukuli sedikitnya 12 pengungsi yang tertangkap berusaha meninggalkan pulau itu, tentara membatasi kebebasan bergerak mereka,” tambah pernyataan itu.

Pada 12 April, seorang pasukan Bangladesh juga diduga memukuli empat anak dengan pipa PVC (pipa plastik) karena meninggalkan tempat tinggal mereka untuk bermain dengan anak-anak pengungsi di daerah lain.

HRW menambahkan, pihak berwenang harus segera membebaskan setiap pengungsi yang ditahan secara sewenang-wenang.

“Pemerintah Bangladesh menyelamatkan banyak nyawa dengan menyediakan perlindungan bagi orang-orang Rohingya,” kata Brad Adams, direktur wilayah Asia dari organisasi HAM itu.

“Tapi ini tidak membenarkan menahan mereka di sebuah pulau dan memukuli mereka jika mereka mencoba untuk pindah,” tambah Adams.

Pernyataan itu juga mengutip seorang ibu dari seorang pengungsi yang ditahan yang mengklaim bahwa seorang petugas polisi mengancam akan membunuh putranya di luar hukum di Bangladesh, kecuali jika keluarganya membayar suap.

Sementara itu, Otoritas Bangladesh membantah tuduhan-tuduhan itu, serta menyebut tindakan tersebut “sepenuhnya salah dan tidak berdasar.”

“Tidak ada kebenaran dalam pernyataan ini. Itu sepenuhnya salah, dibuat-buat, dan tidak berdasar,” kata Komodor M. Rashed Sattar, Direktur proyek rehabilitasi Bhasan Char Rohingya, kepada Anadolu Agency.

Dia menambahkan, warga Rohingya di pulau itu diberikan berbagai macam fasilitas dan mereka menjalani kehidupan yang jauh lebih baik di Bhasan Char daripada di kamp-kamp di daratan yang padat.

Pulau lumpur yang terletak 50 kilometer di lepas pantai barat daya Bangladesh tidak pernah digunakan untuk tempat tinggal manusia sebelum proyek untuk Rohingya.

Bangladesh telah membangun 1.400 rumah cluster besar dan 120 tempat penampungan siklon empat kaki di atas tanah dengan balok beton di pulau itu, dengan setiap rumah cluster terdiri dari 16 kamar. (T/R5/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.