Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibukota Gambia Sepi di Hari Pergantian Presiden

Rudi Hendrik - Jumat, 20 Januari 2017 - 00:14 WIB

Jumat, 20 Januari 2017 - 00:14 WIB

681 Views

Banjul, ibukota Gambia. (Wikipedia)

Banjul, ibukota Gambia. (Wikipedia)

 

Banjul, 20 Rabi’ul Awwal 1438/19 Januari 2017 (MINA) – Kebuntuan politik di Gambia membuat kondisi ibukota Banjul pada Kamis (19/1) pagi terlihat sepi tanpa ada bisnis yang beraktivitas.

Tidak ada warga Gambia sedang dalam perjalanan untuk bekerja dan tidak ada kelompok wisatawan yang biasa ada. Banyak dari mereka meninggalkan negara itu setelah dideklarasikan keadaan darurat pada hari Selasa. Demikian The Guardian memberitakan yang dikutip MINA.

Keadaan darurat sehubungan dengan Presiden Gambia Yahya Jammeh yang menolak menyerahkan kekuasaannya di hari terakhir masa jabatannya, setelah ia dinyatakan kalah dalam pemilihan presiden pada 1 Desember 2016.

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

Tanggal 19 Januari 2017 adalah hari yang menjadi batas akhir masa jabatan Jammeh.

Kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya kekerasan telah mendorong puluhan ribu orang, banyak dari mereka anak-anak, melarikan diri dari Gambia melalui perbatasan daratnya menyeberang ke Senegal, satu-satunya negara yang berbatasan langsung dengan wilayah darat Gambia.

Di seluruh negeri, Gambia telah menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi pada tengah malam, saat terakhir masa pemerintahan Jammeh.

Rakyat Gambia lebih memilih bersembunyi di rumah mereka. Banyak dari mereka yang menghabiskan hari sebelumnya dengan menyediakan stok makanan dan mengantri di bank untuk mengambil uang tunai.

Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun  

Presiden Gambia terpilih Adama Barrow yang telah pergi ke Senegal awal pekan ini telah berjanji untuk maju dengan pelantikannya pada Kamis (19/1).

Pemimpin oposisi tersebut pada Kamis mengunggah di Twitter bahwa ia akan mengadakan upacara peresmian di Kedutaan Gambia di Dakar, ibukota Senegal.

Sementara itu, keberadaan Jammeh tidak diketahui pada hari Kamis, sejam setelah Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz gagal mencoba meyakinkan dia untuk menyerahkan kursi kepresidenan. (T/RI-1/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza

https://www.theguardian.com/world/2017/jan/19/senegal-troops-poised-at-the-gambia-border-as-jammeh-mandate-ends

Rekomendasi untuk Anda