Idul Adha, Perayaan Sukacita Warga Gaza di Tengah Blokade Israel

Gaza, MINA – Pada bulan Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Islam, sekitar 6.000 warga Palestina melakukan haji (ziarah suci) tahun ini, termasuk sekitar 3.000 orang dari Jalur Gaza, demikian Kementerian Wakaf.

Pada tanggal sepuluh bulan itu, dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai hadiah atas berbagai ibadah mereka selama sembilan hari pertama Dzulhijjah, demikian dikutip dari Palinfo.

Idul Adha adalah periode empat hari perayaan, ditandai dengan sholat, perayaan, dan pemberian hadiah. Kurban Idul Adha dianggap sebagai perayaan terpenting pada kesempatan ini.

Terlepas dari meningkatnya pengangguran yang telah disaksikan Gaza, Idul Adha  tetap menjadi pengecualian. Pasar terbuka dan impor meningkat karena keluarga berusaha dengan segala cara untuk bersukacita dan menyenangkan anak-anak mereka.

Sebagian besar keluarga di Gaza membagi biaya hewan kurban untuk Idul Adha menjadi tiga atau empat pembayaran, sementara yang lain membayarnya dengan kelompok, yang lebih terjangkau.

Suasana perayaan idul adha tercipta pada hari menjelang Idul Adha ketika warga berbondong-bondong ke peternakan untuk mengangkut hewan kurban ke rumah mereka, dengan mobil pribadi dan truk. Ini adalah kesempatan bagi anak-anak untuk berkumpul, berfoto, dan melantunkan takbir bersama.

Idul Adha umumnya dilihat oleh sebagai kesempatan untuk memperhatikan keluarga miskin dan membutuhkan, terutama mereka yang tidak mampu membeli daging. Keluarga yang mampu membayar kurban di Idul adha makan sekitar sepertiga dari daging, sepertiga untuk teman dan kerabat, dan sepertiga sisanya disumbangkan kepada orang miskin, sebagai bentuk solidaritas dan persaudaraan.

Sementara itu, lembaga amal membeli ternak dalam jumlah besar untuk mendistribusikan daging dari kurban Idul Adha kepada keluarga di berbagai daerah, yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan mereka di daerah kantong yang dikepung Israel.

“Seorang pedagang di antara kenalan saya mengatakan kepada saya bahwa mayoritas ternak yang dia jual tahun ini dibeli oleh badan amal,” Abu Aziz al-Shawwa yang bekerja di sebuah toko daging di Gaza mengatakan kepada PIC sesaat sebelum Idul Adha.

Al-Shawwa menggarisbawahi, meskipun krisis keuangan di Gaza semakin parah, para pedagang dan petani bersyukur dengan datangnya musim Idul Adha yang membuat bisnis mereka sedikit berkembang.

Meskipun pesta adalah cara yang paling menonjol untuk merayakan Adha, dekorasi Idul Adha masih merupakan hal penting untuk merayakan kesempatan yang diberkati ini. Orang-orang di Gaza lebih suka mendekorasi rumah mereka dengan benda-benda berbeda yang mencerminkan gagasan pengorbanan.

PIC berbicara dengan Balsam Fouda yang menjual kerajinan crochet buatan tangannya secara online. Dia mengatakan, kliennya bertambah banyak saat musim Idul Adha.

“Saya baru membuat profil Instagram tahun lalu dan sejak itu bisnis saya berkembang,” kata Balsam, 26 tahun, menegaskan bahwa Idul Adha meningkatkan bisnisnya karena klien baru tertarik pada produknya pada kesempatan seperti itu. (T/R7/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.