Wawancara Eksklusif dengan Menteri Agama RI, Suryadharma Ali
Jakarta, 3 Syawal 1434/9 Agustus 2013 (MINA) – Pemerintah Indonesia melalui Menteri Agama mengharapkan Idul Fitri yang dilaksanakan serentak tahun ini, Kamis, 8 Agustus 2013, dapat menjadikan masyarakat muslim Indonesia sebagai titik awal kebersamaan umat Islam.
Berikut petikan wawancara Al-Mujahid, wartawan Mi’raj News Agency (MINA) dengan Menteri Agama RI Suryadharma Ali, seusai sidang isbat di Jakarta.
Apa harapan Bapak dengan adanya kesamaan dalam berhari raya di Indonesia?
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Kami berharap Idul Fitri yang dilaksanakan serentak tahun ini dapat menjadikan masyarakat muslim Indonesia sebagai titik awal kebersamaan umat Islam.
Untuk itu, pemerintah tahun ini menyelenggarakan sarasehan sebelum sidang isbat penentuan 1 Syawal, guna mencari titik temu.
Apa upaya ke arah itu?
Tidak seperti tahun-tahun lalu. Sebelum sidang isbat tahun ini kita adakan semacam sarasehan seminar tentang pandangan-pandangan penentuan 1 Syawal. Tahun ini kita mulai, dan akan berlanjut pada tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Sarasehan tidak lain adalah untuk meningkatkan upaya kita dalam mempersatukan pandangan yang berbeda-beda dalam menentukan awal bulan Ramadhan atau 1 Syawal.
Siapa saja pesertanya?
Ada beberapa narasumber dari para pimpinan ormas, pakar astronomi, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Para pembicara dalam acara yang dimulai pukul 14.00 WIB itu masing-masing diberi waktu 10 menit terbagi dalam dua sesi.
Meski waktunya sangat singkat namun manfaatnya cukup besar. Memang terasa terlalu terburu-buru, tapi walau hanya terbatas waktu yang diberikan kita bisa melihat begitu besar manfaatnya. Banyak ilmu yang dapat kita serap dari situ.
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Bagaimana tahun depan?
Kami akan format saresehan atau seminar prasidang isbat tersebut di masa-masa mendatang. Format saresehan hari ini akan ditindaklanjuti, tapi mungkin waktunya lebih awal, kita mulai pukul 10 pagi supaya waktunya lebih leluasa.
Kita coba upayakan kebersamaan, kerukunan dan kedamaian di masyarakat melalui upaya dialog dan saling bertukar pikiran dengan berbagai pihak dalam penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah nanti.
Tahun depan kami akan lebih banyak mengundang para pakar tidak saja dari negeri mayoritas muslim tapi juga dari negeri yang minoritas muslim, seperti China dan Myanmar.
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan
Ini tentu akan sangat menarik, kita akan mendapatkan informasi dari mereka bagaimana cara mereka menetapkan awal bulan.
Bagaimana dengan ormas yang tidak hadir?
Kami sangat menyayangkan perwakilan ormas yang tidak hadir dalam sidang isbat tahun ini. Kami harapkan undangan-undangan berikutnya mereka bisa hadir. (L/AM/P02).
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Mi’raj News Agency (MINA)