IIBF 2015: DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA DI KANCAH INTERNASIONAL

Ketua IIBF Rosidayati Rozalina di sela-sela kegiatan IIBF berlangsung. (Foto:Putri/MINA)
Ketua di sela-sela kegiatan IIBF berlangsung. (Foto:Putri/MINA)

Indonesia International Book Fair (IIBF) 2015 berlangsung pada 2-6 September 2015 di Jakarta Convention Center () dengan menghadirkan puluhan peserta dari dalam maupun luar negeri.

Tahun ini,  India, Korea Selatan, Malaysia, Belanda, Jerman, dan lainnya mengikuti pameran dan menampilkan buku-buku serta promosi lainnya selama acara. Namun, Indonesia pada akhirnya memilih Korsel untuk jadi tamu kehormatan tahun ini, setelah tahun sebelumnya, Arab Saudi memenuhi booth pameran IIBF tahun lalu.

Ada apakah alasan di balik terpilihnya Korsel sebagai tamu kehormatan tahun ini? Berikut obrolan santai wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dengan Ketua IIBF Rosidayati Rozalina di sela-sela kegiatan IIBF berlangsung.

MINA: Bisa diceritakan secara umum mengenai ?

Rosidayati: IIBF tahun ini merupakan pameran Indonesia internasional kedua, karena tahun sebelumnya Arab Saudi menjadi tamu kehormatan pameran Indonesia internasional kita yang pertama, meskipun kita sudah melaksanakan pameran ini sejak 35 tahun yang lalu.  Ini kegiatan rutin IKAPI yang sudah puluhan tahun dilaksanakan. Namun, tahun lalu kita bertransformasi mengubahnya ke taraf internasional, karena bukan hanya dari pengunjungnya yang mulai banyak berdatangan dari luar negeri. Perhatian ini juga terkait keterlibatan Indonesia sebagai tamu kehormatan di pameran buku terbesar di Jerman di Frankfurt Oktober mendatang.

MINA: Kabarnya tahun ini ada dukungan khusus dari pemerintah?

Rosidayati: Alhamdulillah. Sebenernya IIBF disupport pemerintah sudah sejak tahun lalu, dan sudah menganggarkan bantuan juga, tapi waktu itu pemberitahuan mendadak sementara agenda sudah tinggal jalan. Namun Alhamdulillah tahun ini pemerintah antusias membantu pameran IIBF.

MINA: Jadi peserta bayar berapa persen?

Rosidayati: Sebagai contoh, di dalam 1800 per meter persegi, kalau 18 meter berarti sekitar 32 juta sekian selama 5 hari. Dari angka itu kita dapat bantuan pemerintah sejumlah harga lahan, jadi peserta dapat refund sekitar 400 ribuan.

MINA: Dari negara mana saja peserta yang ikut IIBF tahun ini?

Rosidayati: Ada dari Belanda, Korea, India, Malaysia, Jerman. Mereka antusias untuk mengikuti pameran tahun ini dari awal persiapan sudah terlihat kuatnya keinginan para peserta ini. Terlebih Malaysia yang sangat antusias untuk mengembangkan perbukuan di dalam negerinya.

MINA: Apa alasan demam K-Pop di Indonesia sehingga Korsel jadi tamu kehormatan tahun ini?

Rosidayati: Iya, itu salah satu alasan kami. Namun sebenarnya masih banyak alasan lain. Disamping kebudayaan mereka banyak yang belum kita tahu, seperti gaya hidup, tempat-tempat unik dan bersejarah di sana. Jadi ini bukan hanya pameran buku, tapi juga pameran kebudayaan. Kita semakin dikenal para peserta luar yang sedang mempelajari kebudayaan kita dan kita mempelajari kebudayaan mereka.

MINA: Pemilihan Guest of Honor siapa yang menentukan?

Rosidayati: Iya dari panitia (IKAPI, red.) yang mempertimbangkan. Kita melihat komunitas pencinta Korea banyak di Indonesia, jadi ini salah satu kesempatan untuk mendekatkan warga negara Indonesia dengan Korea, karena masih banyak hal-hal  mengenai Korea yang perlu ditelusuri lebih jauh, seperti kebudayaannya yang kaya, parisiwatanya, dan lain-lain.

MINA: Berapa jumlah peserta tahun ini?

Rosidayati: Tahun ini kita sediakan 97 stan untuk 63 peserta, terdiri dari penerbit dalam dan luar negeri, penerbit universitas, toko buku dan distributor, penerbit buku digital, dan toko buku digital serta online, literary agent, perpustakaan nasional, dan lainnya.

MINA: Tahun ini, berapa anggaran yang dikeluarkan IKAPI?

Rosidayati: Yang pasti, untuk lahan saja kita menghabiskan sekitar 1 Miliyar rupiah. Untuk angka, saya belum pegang data terbaru, tapi ada sekitar lebih dari 2 Miliyar rupiah untuk seluruhnya.

MINA: Yang menarik dari Korsel?

Rosidayati: Kita memiliki banyak kesamaan. Bukan hanya kebudayaan, tapi gaya hidup kita cukup dekat dengan Korea. Di samping itu, bulan Agustus ini, Korsel juga merayakan ulang tahun kemerdekaan yang sama dengan Indonesia. Banyak hal lainnya yang mendekatkan kita.

MINA: Apa yang paling istimewa dari IIBF 2015?

Rosidayati:  Tahun ini kita bersamaan dengan momen Indonesia untuk menjadi tamu kehormatan di Frankfurt Jerman. Di samping itu, jika dulu penentuan Book of The Year dilihat dari penjualan buku itu, namun kini kriteria baru kami lihat di seberapa banyak buku itu diterjemahkan ke bahasa lain. Selain itu, semua buku yang akan di tampilkan di Frankfurt akan di tampilkan di booth Kemendikbud. Selain itu, Korsel punya kejutan-kejutan acara selama kegiatan berlangsung. Di samping itu kita mulai masuk ke mobile apps. Dan masih dalam tahap percobaan, tapi kami sedang mengarah lebih baik.

MINA:  Optimisme untuk IIBF tahun ini?

Rosidayati: Satu, kami merasa sangat senang dengan dukungan pemerintah tahun ini yang antusias untuk kami. Karena IIBF kurang sempurna tanpa dukungan pemerintah. Dua, Korea masih menjadi trend topic di kalangan masyarakat Indonesia, terlebih hadiah wisata gratis ke Korea tiap harinya menjadi salah satu daya tarik untuk tahun ini. Kita berharap penjualan dan minat daya baca masyarakat Indonesia semakin baik dengan adanya pameran ini. Saya juga berharap industri penerbitan semakin berkembang di Indonesia di tengah tantangan global yang ketat.(L/P007/R04/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

 

 

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: bahron

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0