Ikan Asin Oleh-Oleh Dari Leupung (Oleh: Aprizal Rachmad)

 

Oleh: Aprizal Rachmad, Wartawan MINA di Banda

Terletak di Desa Teupin Layeu, Kecamatan , Aceh Besar, sepanjang jalan pandangan kami tertuju pada sederet pedagang .

Aroma yang khas menyambut kami yang hendak berwisata ke lokasi tersebut. Banyak kendaraan pribadi maupun umum berhenti di sepanjang jalan, ada yang sekedar berfoto ria, ada juga yang pergi khusus untuk membeli oleh-oleh khas Aceh Besar itu, Sabtu (29/6).

Mak Ti kami memanggilnya, khusus dari kota Banda Aceh ke sana untuk membeli ikan asin khas Leupueng. Menurutnya selain ikan yang segar, proses pembuatannya juga tidak menggandung formalin, sehingga ia memilih membeli di sini.

Memang, sebagian besar warga Leupung berprofesi sebagai nelayan, jarak rumah warga dengan laut pun begitu dekat, hanya dipisahkan oleh jalan lintas nasional Banda Aceh – Sumatra Utara, jalur barat.

Jailani nelayan desa setempat mengaku, ikan asin yang dijual merupakan hasil tangkapan nelayan setempat. Biasanya ikan setelah diturunkan dari perahu nelayan akan dijual kepada pedagang eceran maupun pedagang ikan asin.

Ikan yang dijualpun beragam, mulai dari teri, tenggiri, cumi hingga gurita ada di sini. Nah, bagi pengunjung yang ingin membeli ikan asin, kami sarankan untuk pergi ke Leupung, selain punya banyak pilihan, ikan asin di sini pun dijamin segar.

Hasan penjual sekaligus pemilik tempat pengolah ikan asin mengaku usahanya itu diturunkan dari orangtuanya. Sejak masih dibangku sekolah, Hasan sudah mulai membuat ikan asin.

Setiap pagi Hasan menampung ikan segar hasil tangkapan nelayan tradisional rata-rata 50 hingga 100 keranjang untuk diolah menjadi ikan asin.

“Kalau lagi banyak ikan bisa sampai 109 keranjang saya beli, harganya mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per keranjang,” katanya.

Untuk proses pembuatan ikan asin, Hasan biasanya terlebih dahulu membersihkan ikan, mengeluarkan semua isi perut ikan. Jika ikan berukuran sedang atau besar, biasanya ikan dibelah menjadi dua bagian.

Selanjutnya, ikan direbus dalam air garam hingga air garam meresap ke dalam daging ikan, kemudian ikan dijemur di bawah terik matahari selama dua hari.

Ikan asin hasil pengolahannya biasanya dipasarkan langsung di tempat, namun terkadang juga dijual ke por ke Medan, Padang, dan sejumlah daerah lainnya di Aceh.

Setiap minggu, hasil olahannya bisa mencapai 1 hingga 2 ton dengan omset penjulan rata-rata Rp 5 juta setiap minggu. (L/AP/P1 )

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.