Al-Quds (Yerusalem) Timur, 20 Ramadhan 1434/28 Juli 2013 (MINA) – Para ilmuwan Zionis meragukan klaim-klaim penemuan situs istana raja kedua Bani Israel, Raja David (Nabi Daud) di Desa Kiyafa, sebelah barat kota Al-Quds Timur.
Seorang arkeolog dari Universitas Tel Aviv, Israel Finkelstein mengatakan, situs yang ditemukan adalah situs yang dibangun abad ke-8 atau ke-10 Masehi. Namun, bisa jadi dibangun oleh orang-orang Palestina dan kaum Kan’an, atau oleh bangsa lain di kawasan itu.
“Mungkin saja situs itu merupakan situs raja-raja lain di kawasan itu, terlebih tidak ada bukti materi yang tegas dan mengarah pada ‘Raja David’,”kata Finkelstein seperti dilaporkan Pusat Informasi Palestina yang dipantau MINA (Mi’raj News Agency).
Sebelumnya, para arkeolog Zionis mengklaim telah menemukan situs “Istana David” di mana mereka menemukan kompleks benteng di Desa Kiyafa. Mereka membenarkan bahwa situs itu milik “Raja David”.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Mereka mengklaim penggalian sudah berlangsung sejak tujuh tahun lalu dan menghasilkan penemuan dua bangunan besar yang diasumsikan sebagai istana dan gudang besar, surat kabar Israel Jerusalem Post melaporkan.
Hal itu bukanlah pengumuman pertama kali mengenai penemuan kerajaan Nabi Daud. Sebelumnya, arkeolog Zionis Ilyat Mazar, pada 2005, mengumumkan penemuan “Istana Raja David” yang merujuk kepada abad ke-10 sebelum Masehi.
Pada Mei 2013 lalu, Israel melanjutkan kembali aktivitas penggalian di dekat Kompleks Masjid Al-Aqsha dan membatalkan kunjungan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) yang seharusnya memeriksa pekerjaan pelestarian di Kota Al-Quds pada Senin (20/5).
Kepala Departemen Wakaf Islam di Al-Quds, Syeikh Azzam Al-Khatib mengatakan, Israel memulai penggalian di area tembok Al-Buraq sebelah barat Masjid Al-Aqsha dan daerah Istana Umayyah yang berdekatan dengan dinding selatan Masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Israel memulai penggalian di area tembok Al-Buraq untuk pembangunan sinagog yang disebut Strauss House. Rencana tersebut telah disetujui oleh Komite Pembangunan dan Perencanaan Distrik Al-Quds yang dikontrol penuh Israel pada 2010 lalu.
Hingga kini, kondisi masjid Al-Aqsha lebih mengkhawatirkan, karena sejak penggalian dilakukan telah terjadi longsor di area yang tidak jauh dari tempat suci itu. Jika terus dilakukan, masjid akan runtuh bersamaan dengan dibangunnya kuil ‘yang ditunggu-tunggu’ Yahudi sebagaimana Israel klaim. (T/P03/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara