Kairo, MINA – Imam Besar Al-Azhar Mesir, Sheikh Ahmed Al-Tayeb, menyerukan umat Islam untuk menggunakan metode damai dalam menangani ujaran kebencian adanya tindakan anti Muslim.
Perkataannya muncul atas pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang menghina Islam.
“Muslim harus mematuhi metode damai, legal dan rasional dalam melawan ujaran kebencian dan mendapatkan hak mereka yang sah, mengikuti teladan mulia Nabi Muhammad, semoga Tuhan memberkahinya dan memberinya kedamaian,” kata al-Tayeb, di tengah seruan di seluruh Timur Tengah untuk memboikot produk Prancis.
“Al-Azhar dengan tegas menolak penggunaan sentimen anti-Muslim untuk menggalang suara di pemilu,” ujarnya, demikian Al Arabiya melaporkan, Kamis (29/10).
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Macron menyebut pembunuhan guru di Prancis setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di hadapan muridnya, sebagai “serangan teroris Islam”.
Ia juga menulis di akun twitternya dalam bahasa Arab awal pekan ini bahwa Prancis tidak akan menyerah dan tidak akan menerima pidato kebencian serta mempertahankan perdebatan yang masuk akal.
Sebagai tanggapan, beberapa negara Arab, termasuk Kuwait dan Yordania, mendesak warganya untuk memboikot produk Prancis atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad, dengan koperasi ritel di Kuwait menarik produk Prancis dari rak mereka.
Pada Ahad, pengguna media sosial di Kerajaan juga menyerukan boikot terhadap pengecer supermarket Prancis Carrefour. (T/Hju/RI-1)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan