India Hadapi Pertikaian Diplomatik dengan Negara-Negara Muslim

New Delhi, MINA – menghadapi pertikaian diplomatik besar dengan negara-negara Muslim setelah pejabat tinggi dari partai yang berkuasa di negara itu melontarkan pernyataan menghina Nabi Muhammad.

Seperti dikutip Arab News pada Selasa (7/6), para ahli mengatakan bahwa dampaknya dapat merusak hubungan negara Asia Selatan itu dengan negara-negara Islam.

Ketika kritik dari negara-negara Muslim meningkat akhir pekan kemarin, para ahli mengatakan posisi internasional India, terutama di Teluk, dalam bahaya.

“Pemerintah India seharusnya melihat apa yang akan terjadi dan seharusnya secara proaktif menghentikan semua propaganda, politik, dan aktivitas kebencian ini. Sayangnya, partai yang berkuasa mempromosikannya,” kata Sudheendra Kulkarni, aktivis politik dan mantan penasihat Perdana Menteri BJP Atal Behari Vajpayee.

“Bukan BJP tetapi negara yang akan menanggung biaya politik anti-Muslim,” tambahnya.

Mantan menteri luar negeri India, Yashwant Sinha, mengatakan kontroversi terbaru dapat membuka jalan bagi perubahan, karena perlakuan terhadap minoritas Muslim di negara itu telah menjadi masalah yang sangat memprihatinkan rakyat.

“Sebagian besar orang tidak menyetujui ini dan sekarang ada serangan balasan di luar negeri, orang-orang ini akan menjadi lebih berhati-hati,” kata Sinha kepada Arab News.

Kebijakan luar negeri India di bawah Modi telah memprioritaskan hubungan dengan negara-negara Arab dan hubungan dekat dengan negara Asia Selatan, termasuk untuk impor minyak dan pengiriman uang yang diterimanya dari negara-negara Teluk, karena sekitar 4 juta warga negara India bekerja di wilayah itu, mengirim lebih dari $80 miliar per tahun.

Sanjay Kapoor, pemimpin redaksi majalah politik Hard News, mendesak para pemimpin negara untuk mengambil tindakan.

“Citra India telah terluka parah dan ini adalah sesuatu yang tidak dapat diperbaiki dengan diplomasi, tetapi tindakan korektif oleh kepemimpinan politik di India,” kata Kapoor.

Rahul Gandhi, pemimpin Partai Kongres oposisi utama India, mengatakan di Twitter bahwa tindakan partai yang berkuasa melemahkan negara di tingkat global.

“Kefanatikan BJP yang memalukan tidak hanya mengisolasi kami, tetapi juga merusak posisi India secara global,” kata Ghandhi

Pemerintah India belum mengomentari protes yang diajukan oleh negara-negara Arab, tetapi Kementerian Luar Negeri India mengatakan pada Senin (6/6) bahwa pernyataan OKI tentang masalah itu “tidak beralasan” dan “berpikiran sempit,”.

Sumber perkara adalah Nupur Sharma dan Naveen Jindal, juru bicara terkemuka dari Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, membuat pernyataan yang menghina Islam dan Nabi Muhammad.

BJP menonaktifkan Sharma dan memecat Jindal pada Ahad (5/6), menyusul kemarahan diplomatik dari negara-negara dan lembaga-lembaga Islam, termasuk Arab Saudi, Qatar dan Organisasi Kerjasama Islam, ketika kemarahan dicurahkan di media sosial, dan seruan memboikot barang-barang India. (T/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.