India Umumkan Gencatan Senjata di Kashmir Selama Ramadhan

Srinagar, MINA  – Pemerintah India mengumumkan, Rabu (16/5) bahwa pasukannya diperintahkan untuk melakukan gencatan senjata menghentikan operasi militer di wilayah selama bulan .

Ini merupakan gencatan senjata pertamanya dalam 18 tahun, setelah sebelumnya terakhir pernah dilakukan pada Ramadhan tahun 2000.

Sebuah kelompok perlawanan terkemuka, Lashkar-e-Taiba, menolak tawaran itu, dan menyebutnya sebagai “drama,” menurut surat kabar Greater Kashmir.

India dan Pakistan mengumumkan gencatan senjata antara pasukan mereka pada tahun 2003, tetapi India terus memerangi kelompok perlawanan yang berusaha mengakhiri kontrol India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu atas Kashmir yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Kementerian Dalam Negeri India mengatakan dalam serangkaian tweet bahwa keputusan itu dibuat agar Muslim dapat menjalankan ibadah pada bulan suci Ramadhan “di lingkungan yang damai.”

Tweet lain mengatakan, pasukan India “berhak untuk membalas jika diserang atau jika dianggap penting untuk melindungi nyawa orang yang tidak bersalah.”

Pengumuman itu disampaikan sepekan setelah semua partai politik pro-India di Kashmir, termasuk Partai Demokrat Rakyat yang berkuasa dan beraliansi dengan Partai Bharatiya Janata berhaluan Hindu-nasionalis, mendesak pemerintah India untuk menghentikan operasi selama Ramadhan. Yahoo News melaporkan.

Partai Bharatiya Janata, partai yang berkuasa di India, menentang langkah itu dalam pertemuan tersebut.

Pejabat terpilih Kashmir, Ketua Menteri Mehbooba Mufti, memuji gencatan senjata Ramadhan dan berterima kasih kepada perdana menteri dan menteri dalam negeri India “atas campur tangan pribadi mereka.”

Lashkar-e-Taiba mengatakan gencatan senjata adalah “tidak ada pilihan dan tidak ada pikiran yang bisa diberikan pada kompromi seperti itu.”

“Kami menganggap itu sebagai dosa dan aib bagi pengorbanan yang disiapkan dalam perjuangan kemerdekaan,” kata kelompok itu, yang dituduh India meluncurkan serangan di kota Mumbai pada 2008 yang menewaskan sedikitnya 166 orang.

Kelompok itu mengatakan mereka mendukung negosiasi, “tetapi tidak di hadapan pasukan bersenjata di wilayah tersebut.”

Sebagian besar warga Kashmir mendukung kelompok perlawanan dan juga berpartisipasi dalam protes jalanan sipil terhadap kontrol India.

Hampir 70.000 orang tewas dalam pemberontakan dan penumpasan militer India.(T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0