Jakarta, MINA – Pemerintah Indonesia membeli pesawat angkut Hercules C-130J seri terbaru buatan industri pertahanan Amerika Serikat Lockheed Martin.
Saat meninjau pabrik pesawat Lockheed Martin di Maryland, Amerika Serikat, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan, pembelian pesawat C-130J yang telah dipesan ini akan meningkatkan kemampuan TNI Angkatan Udara.
“Terutama (kemampuan) dalam operasi angkutan udara secara signifikan,” kata Kasau dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/9).
Namun, TNI AU tidak mau menyebutkan berapa banyak unit pesawat yang dipesan serta kapan kontrak pembelian dilakukan dan nilai yang disepakati.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Pada saat kunjungan ini, Kasau juga menerima penjelasan tentang perkembangan pesawat C-130J Hercules pesanan TNI AU yang tengah diproduksi di pabrik pesawat tersebut.
“Saya yakin kunjungan ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pelatihan C-130 J dan C-130, agar TNI Angkatan Udara mampu meningkatkan kemampuan operasionalnya dari pesawat tersebut,” kata Kasau.
Ia juga menyatakan, pesawat Hercules C-130 yang telah dimiliki saat ini menjadi andalan TNI AU dalam setiap operasi militer, bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
“Terlebih lagi di tengah pandemi Covid-19, C-130 TNI AU memiliki peran penting dalam upaya penanganannya, terutama dalam mendistribusikan vaksin Covid-19 dan berbagai peralatan medis ke seluruh wilayah Indonesia,” imbuhnya.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
Dikutip dari berbagai sumber, saat ini Indonesia memiliki sekitar 30an unit pesawat Hercules C-130.
Pesawat itu dioperasikan tiga skadron udara yakni Skadron Udara 31 Landasan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Skadron Udara 32 Landasan Udara Abdul Rachman Saleh di Malang, Jawa Timur dan Skadron Udara 33 di Landasan Udara Sultan Hassanudin di Makassar, Sulawesi Selatan.
Sebagian besar pesawat Hercules C-130 yang dimiliki berusia tua dibuat pada 1960-1990. (L/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?