Indonesia Usul Adanya Forum Bisnis dalam KTT D-8 Mendatang

Foto: Wapresri.go.id

Istanbul, MINA – Wakil Presiden RI HM Yusuf Kalla mengatakan, untuk ke depan, perlu adanya pertemuan Forum Bisnis secara regular yang melibatkan para pengusaha di acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).Fokus utama Organisasi Developing Eight (D-8).

Sebagai Ketua Delegasi RI pada KTT itu, Kalla menyatakan, D-8 adalah organisasi kerjasama di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan negara-negara anggotanya, namun pada kenyataannya belum sepenuhnya organisasi tersebut mencapai tujuan dari misinya.

“Untuk mencapai tujuan itu perlu forum bisnis secara berkala,” demikian usulan yang disampaikan Wakil Presiden  pada KTT D-8 ke 9, di Lutfi Kirdar International Convention & Exhibition Center, Istanbul Jumat (20/10). Wapresri.go.id melaporkan, yang dikutip MINA.

“ Dalam kaitan ini saya ingin mengusulkan pertemuan regular yang diadakan bersamaan dengan KTT D8 yakni adanya Forum Bisnis,” ucapnya.

Lebih lanjut Wapres mengungkapkan capaian dan target perdagangan antar angota D-8 ditahun 2015 yang mencapai100 milyar USD atau hanya mencapai 6,6 persen dari total seluruh perdagangan anggota D-8. Itu masih jauh dibawah target yang hendak dicapai pada tahun 2018 senilai 303 Milyar USD atau 20 persen dari total perdagangan D-8.

“Maka dari itu, penting bagi kita melipat gandakan upaya perdagangan antar kita, yang terpenting adalah memaksimalkan perjanjian preferensi perdagangan,”ungkapnya.

“Dalam forum ini yang terpenting adalah mencari langkah kreativitas untuk memperkuat kerjasama di dalam D8,”ujar Wapres.

Di kesempatan tersebut, Wapres juga mengutarakan 3 cara untuk peningkatan kesejahteraan anggota D-8. “Dalam kesempatan ini ijinkan saya menyampaikan 3 langkah untuk memperdalam kerjasama kita. Yang pertama, kita harus membangun kemitraan yang kuat dengan sektor swasta dalam agenda kerjasama D-8,” jelasnya.

“Karena kerja sama ekonomi bukanlah tanggung jawab sepenuhnya pemerintah maka kita harus mempromosikan kerja sama di semua sektor, utamanya sektor swasta,” tambahnya. Langkah kedua menurut Wapres adalah kerjasama di sektor maritim sebagai alat penting dalam perdagangan.

Yang ketiga, Wapres menyerukan untuk mempromisikan kerja sama Selatan-Selatan sebagai ekspansi bagi peluang ekonomi di dalam Organisasi D-8 Tak lupa Wapres menyebut yang tidak kalah pentingnnya adalah untuk merevitalisasi dan meremajakan organisasi D8, melalui pendekatan yang prakmatis dan berorientasi pada hasil guna di dalam bekerja sama.

“Karena itu, Deklarasi Istanbul 2017 dan rencana aksi D-8 yang akan datang harus menandai sebuah perencanaan penting ke depannya,” jelasnya.

Selain itu kehadiran Kalla di forum yang sama, juga digunakan untuk menarik dukungan terkait pencalonan Indonesia untuk menjadi Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

“Dalam hal ini, Indonesia sedang berkampanye untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa periode 2019-2020,”pungkasnya .

KTT D-8 yang mengusung tema memperluas peluang melalui kerjasama dimulai pada pukul 10,00WS dihadiri oleh Presiden Turki, Deputi Perdana Menteri Malaysia, Wapres Pertama Iran, Presiden Nigeria, Menlu Bangladesh dan Wakil Menlu Mesir, selain itu juga turut hadir Presiden Republik Guinea dan Presiden Azerbaidjan serta tujuh organisasi termasuk UNESCO dan OKI.(R/R04/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.