Yerusalem, MINA – Inggris menyatakan keprihatinannya atas serbuan menteri sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, dikutip dari Wafa, Rabu (4/1).
“Inggris tetap berkomitmen pada Status Quo, dan penting untuk diketahui semua (masing-masing pihak) harus menghindari tindakan yang mengobarkan ketegangan dan merusak tujuan perdamaian,” kata Konsulat Jenderal Inggris di Yerusalem dalam sebuah pernyataan pers.
Menteri keamanan nasional sayap kanan Israel Ben-Gvir menerobos masuk ke halaman Masjid Al-Aqsha pada Selasa pagi, aksi ini termasuk dalam langkah yang memicu ketegangan. Sebuah video yang diposting di media sosial menunjukkan Ben-Gvir berkeliling halaman dengan pengawalan polisi yang berat.
Ini bukan pertama kalinya Ben-Gvir menyerbu Al-Aqsa. Pada Mei tahun lalu ditemani oleh istri dan putranya, Ben-Gvir memposting gambar yang menyerukan penghancuran situs tersebut untuk mendirikan sinagog.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Sejak Israel menduduki situs tersebut setelah perang tahun 1967, tempat ibadah Yahudi di situs tersebut telah dilarang, meskipun pemukim sayap kanan seperti Ben-Gvir (beberapa di antaranya ingin menghancurkan Al-Aqsha dan menggantinya dengan kuil Yahudi ketiga) sering melakukannya dengan berdoa di sana di bawah pengamanan ketat dalam beberapa tahun terakhir.
Ketika mantan perdana menteri Israel Ariel Sharon melakukan perjalanan serupa ke situs tersebut pada tahun 2000, hal itu memicu pemberontakan Intifada Kedua Palestina.
Kompleks Masjid Al-Aqsa menaungi Masjid Dome of the Rock dan Masjid Al-Aqsa dan dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam. Al-Aqsha terletak di Yerusalem Timur, bagian dari wilayah Palestina yang diakui secara internasional yang telah diduduki oleh militer Israel sejak 1967. (T/ara/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza