Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Sifat atau karakter jahiliyah selanjutnya yang dibenci Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebagai berikut.
Keempat. Taklid
Kaidah dasar ideologi orang-orang kafir dibangun di atas dasar taqlid. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”. (Rasul itu) berkata: “Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya? Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya.” (QS. az-Zukhruf: 23-24) juga firman Allah QS.al-A’raf: 3 dan QS. al-Baqarah: 170.
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Kelima. Mengikuti ulama fasik dan ahli ibadah yang jahil
Mengikuti jejak kefasikan orang alim dan ahli ibadah yang bodoh sangat dilarang Allah SWT. Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. al-Maidah: 77)
Keenam. Berhujah dengan ajaran nenek moyang tanpa adanya dalil yang benar
Berdalil dengan apa yang diikuti nenek moyang tanpa hikmah dan dalil yang benar adalah batil dan dibenci Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana kisah perdebatan antara Musa dengan Fir’aun QS. Thaahaa: 49-54, QS. Al-Qashash: 36-37. Allah menerangkan penolakan kaum Nabi Nuh terhadap apa yang diserukannya, QS. Al-Mukminun: 23.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Orang-orang kafir Jahiliyah tidak menerima seruan Rasulullah SAW. dengan dalih tidak pernah diajarkan oleh nenek moyang mereka dan tidak pernah mengetahuinya. Ini menunjukkan kebodohan mereka. Kalau mereka mau menggunakan mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar, niscaya mereka akan mengetahui hakikat kebenaran dengan dalil yang benar.
Ketujuh. Kebatilan diukur dengan sedikitnya pendukung
Pendapat atau kaidah ini ditentang oleh Allah SWT dengan firman-Nya yang artinya, “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-An’am: 116-117)
Orang yang keluar dari kebenaran tidak boleh diikuti oleh orang yang mempunyai mata hati. Kebenaran lebih berhak diikuti walaupun pendukungnya sedikit. Allah memberitahukan bahwa pengikut kebenaran sangat sedikit, tetapi jumlah yang sedikit itu tidak menjadikan mereka berkecil hati.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Kedelapan. Suatu dianggap batil karena terasa aneh
Ini termasuk perbuatan jahiliyah yang batil.Siksa dan kehancuran yang menimpa umat-umat terdahulu yang disebabkan kekufuran dan maksiat yang telah mereka perbuat, tidak ada yang diselamatkan oleh Allah kecuali hanya sedikit saja.Hal ini menunjukkan kebatilan keyakinan jahiliyah ini. (QS. Huud: 116).
Kesembilan. Tertipu dengan kekuatan yang dimiliki
Persepsi suatu kaum terdahulu bahwa diri mereka terlepas dari kesesatan karena diberi karunia kekuatan, kekuasaan dan kecerdasan yang brilian telah Allah batalkan dengan menghancurkan mereka.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Seharusnya mereka menggunakan karunia itu untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah serta mensyukuri seluruh nikmat yang telah dianugerahkan kepada mereka. Tetapi, mereka tidak mempergunakan pendengaran, penglihatan dan hati mereka untuk mendengarkan, melihat, memikirkan dan merenungi wahyu Allah, peringatan rasul-rasul-Nya maupun ayat-ayat kauniyah-Nya, sehingga semua itu tidak berguna bagi mereka. Mereka tidak mengenal Allah dan bahkan mengingkari ayat-ayat-Nya sehingga mereka mendapatkan adzab yang pedih.
Siapa menolak kebenaran dengan alasan kehidupannya yang lebih baik, maka ia telah melangkahkan kakinya memasuki pintu jahiliyah. Allah berfirman: “Dan setelah datang kepada mereka al-Qur’an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la’nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.” (QS. al-Baqarah: 89)
Kesepuluh. Tertipu dengan harta yang banyak
Salah satu perbuatan jahiliyah adalah membanggakan harta kekayaan dan menganggap dirinya lebih dicintai Allah. Allah berfirman: “Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan-pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk me-nyampaikannya”. Dan mereka berkata: “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab. Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga).” (QS. Saba’: 34-37)
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Kecintaan dan keridlaan Allah akan tercapai dengan ketaatan dan patuh kepada Rasul-Nya serta beriman kepada bukti-bukti yang dibawanya.
Adapun kehidupan yang bergelimang harta, rizki yang lapang serta kehidupan yang mewah, bukan suatu bukti orang itu akan selamat. Kalau orang yang banyak bermaksiat mengetahui bahwa nilai dunia berserta isinya sama seperti sayap seekor nyamuk, maka mereka tidak akan merasa nikmat ketika meminum seteguk air. (QS. az-Zukruf: 33).
Para pengikut jahiliyah mengklaim bahwa mereka berada dalam kebenaran, karena diberi karunia dan kemewahan dunia.Pendapat ini jauh dari kebenaran dan orang yang berakal seharusnya tidak terbius dengannya, wallahua’lam. (A/RS3/P1)
bersambung…
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Mi’raj News Agency (MINA)