Gaza City, 15 Safar 1435/18 Desember 2013 (MINA) – Tentara penjajah Israel mengumumkan keadaan siaga di sekitar Jalur Gaza untuk mendeteksi terowongan yang terkena banjir pada badai terakhir, setelah mereka sengaja membuka bendungan untuk membanjiri dan menghancurkan terowongan Gaza.
Situs keamanan Al-Majd mengatakan pada Selasa (17/12), intelijen Israel memerintahkan agen-agennya di daerah yang terkena banjir, untuk mencari terowongan yang rusak akibat air bandang, Palestinian Information Center yang dikutip MINA (Mi’raj News Agency) melaporkan.
Hal itu menunjukkan sementara semua orang sedang sibuk dengan menyelamatkan daerah yang terkena banjir, intelijen Israel tengah bekerja diam-diam mencari terowongan yang membentang dari Jalur Gaza ke wilayah pendudukan tahun 1948.
Kehidupan Menurun Sejak Penutupan Terowongan
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Kementerian Ekonomi pemerintah Jalur Gaza mengatakan, penutupan terowongan yang berbatasan dengan Mesir telah menyebabkan kerugian sebesar 230 juta dolar AS per bulan.
Terowongan-terowongan itu digambarkan sebagai “garis kehidupan warga Gaza” karena menjadi solusi lain dari blokade Israel yang berlangsung, namun kini ditutup dan dihancurkan militer Mesir setelah mereka menggulingkan Presiden Muhamad Mursi, lapor MEMO, Senin (28/10).
Kementerian mengatakan, terowongan menyokong 40 persen kehidupan warga Gaza, karena darinya kebutuhan dasar seperti alat kontruksi, bahan baku, dan peralatan produksi disalurkan. Kerugian mempengaruhi industri, perdagangan, pertanian, transportasi dan konstruksi, sehingga pendapatan masyarakat mengalami penurunan dan pemberhentian kerja.
Wakil dari kementerian, Hatem Eweda memperingatkan angka pengangguran yang lebih tinggi termasuk dalam pengaruh itu, di mana diperkirakan angka kembali ke level tahun 2008 yang mencapai hampir 50 persen.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Menunjuk pada penurunan laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar tiga persen dan peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK), Eweda mengatakan, hal itu merupakan hasil dari harga yang mahal di dalam Gaza atas tekanan blokade Israel dan kekurangan pasokan pangan.(T/P03/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat