Berlin, MINA – Sebuah outlet media Jerman membandingkan selebrasi tim sepak bola Maroko di Piala Dunia dengan gerakan Islamic State (ISIS), memicu kemarahan dan kontroversi atas liputan “islamofobia” atas kemenangan Maroko.
Dalam sebuah klip berita, pembawa acara TV untuk saluran populer Jerman Welt mengklaim bahwa tiga pemain Maroko, yang berpose tersenyum dan mengangkat jari telunjuk mereka saat memenangkan pertandingan melawan Portugal, menggunakan ‘salam’ serupa yang digunakan oleh anggota ISIS, The New Arab melaporkan.
Gambar yang dimaksud adalah pemain Maroko Zakaria Abouklal, Abdelhamid Sabiri, dan Ilias Chair.
Ketiga pemain berpose dengan bendera Maroko dan mengangkat jari telunjuk mereka, sebuah tanda yang telah digunakan umat Islam selama beberapa dekade sebagai simbol keesaan Tuhan dan penegasan iman.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Pemain berdarah Maroko-Jerman Abdelhamid Sabiri kemudian mengunggah foto dirinya di Instagram dengan bendera Palestina disampirkan di bahunya sambil mengangkat indeksnya, disertai dengan keterangan satu kata: “Kebebasan”
Segmen berita tersebut menjadi viral di media sosial, memicu kritik terhadap hasutan kebencian media Jerman terhadap Atlas Lions dan Muslim di Jerman, di mana kejahatan islamofobia melonjak dalam beberapa tahun terakhir.
“Saya terpesona setiap hari dengan sejauh mana rasisme Jerman menampilkan dirinya dengan liputannya tentang Piala Dunia,” cuit jurnalis yang berbasis di Jerman Hebh Jamal.
Wartawan Jerman Tarek Baé berpendapat bahwa liputan Welt adalah upaya lain oleh media Jerman untuk menjelekkan tim Muslim yang menang.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
“Orang-orang di seluruh dunia mengangkat jari telunjuk mereka dalam selebrasi. Tapi hanya dengan Muslim, itu harus menjadi teror. Apa yang Anda sebut memilih sekelompok orang untuk dijelek-jelekkan?” tweet Baé.
Segmen Welt bukanlah kali pertama dan satu-satunya media Jerman menyerang perayaan tim Maroko di Piala Dunia Qatar.
Die Tageszeitung, salah satu surat kabar harian terpenting di Jerman, baru-baru ini mengkritik penggunaan bendera Palestina selama Piala Dunia.
Surat kabar liberal berhaluan kiri itu mengatakan, mengibarkan bendera Palestina selama pertandingan adalah bentuk “permusuhan yang diatur terhadap Israel”.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Bendera Palestina telah mengiringi tim dan suporter Maroko sejak dimulainya Piala Dunia, menjadi jimat keberuntungan dan bukti perasaan anti-normalisasi di kerajaan Afrika Utara itu.
Media Israel juga menunjukkan ketidaknyamanan terkait kehadiran bendera Palestina dalam perayaan Atlas Lions.
Eyal David, seorang utusan Israel di Maroko, mengklaim bahwa solidaritas Atlas Lions dengan Palestina tidak mencerminkan kehendak Pemerintah Rabat.
Pejabat Maroko belum bereaksi terhadap komentar diplomat Israel itu.
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah
Rabat dan Tel Aviv menormalisasi hubungan pada akhir tahun 2020. Ditetapkan untuk merayakan dua tahun ‘persahabatan’ pada tanggal 22 bulan ini, perasaan anti-normalisasi masih menguasai Kerajaan Afrika Utara. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Oxford Union Menyatakan Rezim ‘Apartheid’ Israel Lakukan Genosida