Tel Aviv, MINA – Delegasi bisnis Israel akan menghadiri konferensi yang dipimpin AS di Bahrain pekan depan mengenai proposal ekonomi Palestina.
“Ini sebagai bagian dari rencana perdamaian yang akan datang,” kata Menteri Luar Negeri Israel Katz, seperti diaebutkan MEE, Ahad (16/6).
AS menyebut pertemuan itu sebagai lokakarya untuk meningkatkan ekonomi Palestina sebagai bagian dari upaya yang lebih luas oleh pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mengatasi konflik Israel-Palestina.
Sebuah sumber yang menjelaskan tentang acara itu mengatakan kepada Reuters bahwa Israel akan mengirim delegasi bisnis tetapi tidak ada pejabat pemerintah ke lokakarya 25-26 Juni, yang diboikot oleh kepemimpinan Palestina.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
“Israel akan berada di konferensi Bahrain dan semua koordinasi akan dilakukan,” kata Katz kepada Israel Channel 13 News di New York.
Di Twitter, Katz kemudian menambahkan bahwa perwakilan Israel belum diputuskan dan bahwa kemampuan teknologi tinggi dan inovasi negara itu dapat sangat bermanfaat bagi pembangunan di wilayah tersebut.
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang tingkat representasi yang diharapkan Israel pada konferensi itu.
Para pejabat AS mengatakan mereka mengundang menteri ekonomi dan keuangan, serta para pemimpin bisnis, ke Bahrain untuk membahas investasi di wilayah Palestina.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Para pejabat Palestina telah menolak untuk hadir, menuduh pemerintah Trump berusaha membeli tuntutan politik mereka untuk sebuah negara dan mengakhiri pendudukan Israel, Washington Post melaporkan.
Mereka mengatakan Trump tidak dapat bertindak sebagai perantara perdamaian yang jujur setelah AS memotong bantuan dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
“Tidak akan ada partisipasi Palestina pada pertemuan itu,” Ahmed Majdalani, seorang anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan.
“Setiap orang Palestina yang akan ambil bagian akan menjadi kolaborator bagi AS dan Israel,” ujarnya.
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Mesir, Yordania dan Maroko berencana untuk menghadiri konferensi tersebut.
Partisipasi Mesir dan Yordania dianggap sangat penting karena mereka secara historis telah menjadi pemain utama dalam upaya perdamaian Timur Tengah dan merupakan satu-satunya negara Arab yang memiliki perjanjian damai dengan Israel. (T/RS2/P1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Larang Renovasi Masjid Al-Aqsa oleh Wakaf Islam