Al-Quds, 11 Rabi’ul Akhir 1436/1 Februari 2015 (MINA) – Anak-anak di bawah umur dari Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel secara terus menerus dipukuli dan dianiaya, sebuah laporan baru menyingkap hal itu.
Menurut laporan yang dirilis Departemen Urusan Tawanan Palestina, banyak dari anak-anak Palestina yang menjadi tawanan diserang dan dipukuli selama penangkapan serta ketika sedang diinterogasi, Press Tv melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Laporan Komisi Hak Manusia PBB tahun lalu mengunmgkapkan, terdapat sekitar 700 orang anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Malek Hamdan, seorang anak berumur 16 tahun, dari Al-Quds, misalnya, menderita patah tulang setelah dipukuli saat ditahan di pusat tahanan Israel. Muhammad Abd Al-Fattah Radwan, 17, dari Qalqiliya, ditahan di pusat penahanan Al-Jalama selama 15 hari.
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Selama penahanannya, Radwan di tempatkan dalam ruangan yang sempit, kotor dan dingin. Tentara Israel juga terus menyalakan lampu yang terang sekali selama 24 jam sehari.
Selain itu, matanya juga ditutup matanya, tangan diborgol, diserang dan diseret di tanah dalam jarak jauh dan kemudian diikat ke kursi untuk diinterogasi setiap hari.
Dalam kasus lain, Muhammad Yousef Ikhleil, 16, ditahan sejak 1 November lalu, saat dalam perjalanan pulang dari sekolah, dan saat ini ditahan di penjara Hasharon.
Sebelum dibawa ke tahanan, Ikhleil ditembak di paha dan kemudian dipukuli pasukan Israel. Ia kemudian pindah ke Rumah Sakit Soroka di Beersheba, di mana ia menjalani operasi. Selama tinggal di rumah sakit, ia diborgol ke tempat tidur dan diinterogasi.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Sekitar 700 anak-anak Palestina yang ditahan pasukan Israel diperlakukan buruk dari Israel sang penculik mereka, kata sebuah laporan yang dirilis awal 2015 oleh Hak Anak Internasional. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat