Yerusalem, 25 Jumadil Awwal 1438/ 23 Februari 2017 (MINA) – Ratusan warga Palestina di wilayah Jabal Al-Mukaber, Al-Quds (Yerusalem Timur) merasa cemas dan ketakutan saat otoritas Israel memulai penggalian proyek jalan Amerika atau Al-Touq yang direncanakan akan dibangun di atas reruntuhan rumah mereka.
Jalan tersebut merupakan jalan utama yang akan menghubungkan timur dan barat Yerusalem, dengan tujuan menghubungkan pemukiman ilegal Israel utara, selatan dan timur kota yang sudah diatur untuk menjembatani antara permukiman Har Homa dan Maale Adumim di Tepi Barat dengan melewati Yerusalem, demikian Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (23/2).
Komite Perencanaan dan Pembangunan Israel memperkenalkan skema jalan Al-Touq di Yerusalem sejak satu dekade lalu dengan panjang lebih dari 11 km dan lebar sekitar 70 meter. Untuk membangun jalan tersebut, Israel akan menyita sekitar 1.200 dunam (300 are) lahan warga Palestina, sekitar 12 titik di Jabal Al-Mukaber.
Proyek pembangunan jalan telah dimulai di desa Salaa, Jabal al-Mukaber, hal tersebut membuat kekhawatiran bagi penduduk setempat.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Baru-baru ini, salah satu warga dari Salaa, Mohammad Al-Sawahra mengatakan, mereka hidup dalam keadaan ketakutan terus-menerus,
“Seolah-olah kami hidup di dua dunia yang berbeda. Sementara mereka (Israel) yang tinggal di permukiman yang dibangun di atas tanah Jabal Al-Mukaber diberikan kehidupan yang nyaman,” kata Al-Sawahra kepada Al Jazeera.
Sebulan yang lalu, ia menerima perintah untuk membongkar rumahnya untuk pembangunan jalan baru.
“Sekarang, mereka ingin membangun jalan di atas reruntuhan rumah saya untuk kepentingan mereka sendiri,” tambahnya.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Sementara Raed Basheer, seorang pengacara dengan Komite Pertahanan Properti Jabal Al-Mukaber mengatakan, sekitar 57 rumah dari 500 warga Palestina akan dibongkar untuk penyelesaian “jalan Amerika”.
“Kami terkejut mendengar tentang proyek jalan selebar 32 meter, dengan tambahan 32 meter di sisi yang memungkinkan masuknya kereta ringan. Semua rumah, baik lama dan baru, yang berdiri di jalan-jalan akan dibongkar,” kata Basheer.
Seorang pengacara dari pusat hukum Adalah yang berbasis di Haifa, Suhad Bishara mengatakan bahwa peta untuk proyek yang direncanakan menunjukkan bahwa jalan itu nantinya hanya akan melayani warga dan pemukim Israel.
Israel sering menggunakan penghancuran rumah untuk mengontrol dan menghukum warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukan di Al-Quds (Yerusalem Timur) dan Tepi Barat. Sejak tahun 1967, ketika Israel menduduki wilayah Palestina, sekitar 48.000 rumah dan bangunan milik warga Palestina telah dihancurkan.(T/R10/)
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara
Mi’raj islamic News Agency (MINA)