Israel Gunakan Drone Jatuhkan Gas Air Mata Dalam Aksi ‘Great March of Return’

Drone yang menjatuhkan gas air mata ke arah aksi Great . (MEMO)

Yerusalem, MINA – Pasukan Pertahanan Israel () menggunakan pesawat tak berawak (drone) untuk menjatuhkan tabung gas air mata pada warga sipil Palestina yang tidak bersenjata dalam aksi Great March of Return di Gaza.

Ketika puluhan ribu warga Palestina berkumpul di enam lokasi di sepanjang perbatasan timur Jalur Gaza, IDF menggunakan amunisi dan gas air mata untuk membubarkan mereka, serta tembakan artileri dan tank sesekali.

Drone terbang antara 10 hingga 20 meter di atas kepala demonstran dan menjatuhkan setidaknya 20 tabung gas air mata pada setiap penerbangan, menyebabkan kepanikan besar di antara orang-orang.

“Ini adalah pertama kalinya saya melihat drone seperti ini,” Rami Abu Dalal mengatakan kepada MEMO dan dikutip MINA. “Saya telah berada di sini beberapa kali sejak keputusan Trump di Yerusalem.” Dia menjelaskan, dia ditembak di kakinya dengan peluru tajam tiga pekan lalu, tetapi ia bersikeras kepada keluarganya bahwa dia harus mengambil bagian dalam Great March of Return.

Menurut juru bicara polisi Israel Micky Rosenfeld, penggunaan kendaraan udara tak berawak untuk meluncurkan gas adalah inovasi baru-baru ini.

Syahid

Sebanyak 17 warga gugur sebagai syuhada dan 1.416 lainnya terluka saat aksi massa ‘Pawai Akbar Kembali’ ke Tanah Air di sepanjang perbatasan Gaza-Israel Jumat siang (30/3) hingga malam waktu setempat.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan bahwa pasukan pendudukan Israel menyerang aksi massa damai di daerah-daerah sasaran dengan tembakan peluru tajam, peluru baja berlapis karet dan gas air mata.

Tercatat 758 luka-luka akibat peluru tajam, 148 luka terkena peluru baja berlapis karet, 422 terkena gas air mata, dan 88 lainnya luka memar, patah tulang dan luka bakar.

Jumlah itu termasuk di perbatasan Rafah, seorang warga sipil tewas, 237 orang terluka. Kantor Berita MINA melaporkan dari sumber setempat Quds Press.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah, jumlah korban warga Palestina yang gugur sebagai syuhada telah meningkat menjadi 53 orang, dan lebih dari 8.000 terluka sejak pengumuman Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017.

Masyarakat Palang Merah Palestina melaporkan bahwa stafnya menangani 786 cedera di Jalur Gaza, termasuk 724 yang terkena peluru tajam, yang dialami para peserta demonstrasi Jumat 30 Maret tersebut. (T/P3/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)