Lembah Yordan, 28 Muharram 1435/2 Desember 2013 (MINA) – Pasukan Israel menghancurkan empat rumah dan delapan bangunan pertanan di selatan Lembah Yordan, pada Senin (2/12).
Akibat perlakuan itu, sedikitnya 50 warga Palestina terlantar tidak punya rumah lagi, kata seorang pejabat lokal.
“Bangunan rumah dan pertanian dibangun di atas tanah milik wakaf dan dana abadi Islam,” Ketua Kampanye Pendukung Masyarakat di Lembah Yordan Fathi Shqaier mengatakan kepada Ma’an, sebagaimana dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Warga setempat Imad Najada mengatakan, tiga buldoser disertai dengan setidaknya 15 kendaraan militer Israel tiba di desa Auja dan menghancurkan bangunan-bangunan di sana sejak dini hari.
Lebih dari 50 orang telah kehilangan tempat tinggal akibat penghancuran tersebut, kata penduduk setempat.
Bangunan-bangunan itu milik Musallem Kaabna, Rafe Salama Jihadin, Ahmad Salama Jihadin, Yousef Musallem Kaabna, Ali Musallem Kaabna, Yousef Jihadin, Ahmad Mohammad Najada, Oda Mohammad Najada, Mousa Najada, Omran Mousa Najada, dan Omar Mousa Najada.
Najada menambahkan beberapa warga mengajukan banding ke pengadilan Israel dan menunjukkan dokumen resmi yang membuktikan bahwa tanah itu milik wakaf Islam.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Namun saeorang jurubicara militer Israel tidak menanggapi pembuktian dokumen itu, lapor Ma’an.
Lembah Yordan meliputi sekitar sepertiga dari Tepi Barat yang dijajah, Israel melarang 94 persen dari daerah itu bagi warga Palestina untuk melakukan pembangunan dan penghidupan.
Pada tahun 2012, Israel menghancurkan 540 rumah warga Palestina di lembah itu, mengusir setidaknya 815 orang, lebih dari separuhnya adalah anak-anak, Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB melaporkan.
Wilayah Palestina yang diakui secara internasional, Tepi Barat dan Yerusalem Timur, menjadi daerah jajahan Israel sejak 1967. (T/P03/R1)
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat
Mi’raj News Agency (MINA)