ISRAEL HENTIKAN NEGOSIASI DAMAI SETELAH REKONSILIASI PALESTINA

Yerusalem, 25 Jumadil Akhir 1435/25 April 2014 (MINA) – Setelah kesepakatan Hamas-Fatah terjalin,  menegaskan menghentikan pembicaraan perdamaian dengan , Kamis (24/4).

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengecam kesepakatan antara kedua faksi yang bertikai sebagai langkah yang membunuh perdamaian, tapi pejabat senior Palestina, Saeb Erekat, menuding aktivitas permukiman Israel yang telah membunuh proses perdamaian Palestina-Israel, Ma’an News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Pemerintah Netanyahu telah diminta selama bertahun-tahun untuk memilih antara perdamaian dan pemukiman, dan memilih permukiman,” kata Erekat.

Pada Rabu, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang secara internasional diakui sebagai satu-satunya wakil rakyat Palestina, menandatangani perjanjian dengan Hamas penguasa Jalur Gaza.

Kabinet Keamanan Israel mengumumkan tidak akan bernegosiasi dengan pemerintah Palestina yang didukung Hamas dan bersumpah segera bertindak menanggapi kesepakatan itu.

“Pakta dengan Hamas membunuh perdamaian,” kata Netanyahu di televisi NBC, tidak lama setelah keputusan kabinet Israel. Dalam komentar pertamanya atas rekonsiliasi itu, Netanyahu mengatakan, siapa pun yang memilih Hamas berarti tidak menginginkan perdamaian, lapor Anadolu Agency. Dia memberi pilihan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, memilih berdamai dengan Israel atau berdamai dengan Hamas yang digambarkan sebagai gerakan Islam teroris yang ingin menghancurkan Israel.

Sementara itu, Kepala Negosiator Israel sekaligus Menteri Kehakiman Tzipi Livni menyerang dengan nada serius di akun Facebook, menyebut perjanjian rekonsiliasi Palestina sebagai langkah buruk. “Kesepakatan rekonsiliasi yang ditandatangani Mahmoud Abbas dengan Hamas merupakan langkah yang buruk, yang tidak hanya menyebabkan pembatalan pertemuan (negosiasi), tapi juga melemparkan bayangan berat pada kemungkinan untuk maju”.

Kesepakatan rekonsiliasi Palestina terjadi di saat Washington melakukan upaya terakhir untuk memperpanjang pembicaraan damai Palestina-Israel yang melampaui batas waktu 29 April mendatang.

Seiring itu, Amerika Serikat (AS) menyatakan kecewa dengan perjanjian rekonsiliasi Hamas-Fatah. Departemen Luar Negeri AS telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris asing pada tahun 1997. Kelompok ini tidak menjadi bagian dari perundingan perdamaian Palestina-Israel yang dimediasi AS. (T/P09/P01).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0