ISRAEL INGIN PINDAHKAN KEDUBES AS KE YERUSALEM

Duta Besar Israel untuk AS, Ron Dermer. Foto: Miriam Alster/Flash90
Duta Besar Israel untuk AS, Ron Dermer. Foto: Miriam Alster/Flash90

(), 9 Sya’ban 1435/7 Juni 2014 (MINA) – Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat telah meminta Kongres AS  sesegera mungkin memindahkan kedutaan besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem (Al-Quds).

Duta Besar Israel Ron Dermer  menyerukan hal tersebut pekan lalu di Capitol Hill  selama peringatan Hari Yerusalem, menyusul Yahudisasi  Israel terus menerus atas kota itu.

“Ini adalah waktu bagi Amerika Serikat untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota ‘tak terpisahkan’ Israel dan memindahkan kedutaan besar AS di sana,” Dermer mengatakan kepada anggota parlemen AS yang hadir pada peringatan Hari Yerusalem pada 29 Mei yang  diselenggarakan  Yayasan Sekutu  Israel, sebagaimana harian online AS Freebeacon yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Sabtu (7/6).

Seruan yang sempat menghebohkan anggota  kongres  dari pihak AS maupun Israel ini belum pernah terjadi sebelumnya,  apalagi di tengah kontroversi AS yang  mengatakan tidak akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dengan tanpa menyebutkan alasannya.

Namun, harian tersebut mengatakan para pejabat Israel memang sedang berusaha membujuk AS untuk memindahkan  kedutaannya di Yerusalem,  mengindikasikan upaya Yahudisasi untuk menjadikan  kota tua suci itu sebagai ibukota Israel, meskipun hal yang sama sedang  berusaha dilakukan Palestina.

Sementara pemerintahan Obama menyatakan status Yerusalem adalah masalah yang perlu diputuskan dalam perundingan damai antara Israel dan Palestina, Dermer menyatakan  isu ini adalah tentang mengakui “hubungan orang-orang Yahudi ke tanah Yahudi.”

Pada awal Mei 2014, otoritas Israel akan mensponsori pendanaan untuk proyek yahudisasi senilai enam juta Shekel  untuk Kota Al-Quds. Proyek tersebut direncanakan untuk membuat Taman Talmud yang akan mengelilingi Masjid Al Aqsha.

“Proyek yahudisasi merupakan salah satu niat jahat Israel untuk mengubah letak geogrfis dan demografis Masjid Al-Aqsha serta kota Al-Quds,” ujar Yayasan Al Aqsha dalam sebuah siaran pers.

Media melaporkan, harian al Dustur edisi 22 November 2008 menyebutkan, seorang insinyur Israel di kota al Quds, Ory Shatrit, mengungkap tentang adanya rencana strategi yang disiapkan Israel untuk melakukan yahudisasi kota al Quds dari Agustus tahun 2004 hingga tahun 2020.

Tujuan dari rencana ini jelas, ungkap Shatrit. Yaitu yahudisasi al Quds (Jerusalem). Dia menegaskan bahwa al Quds adalah ibukota Israel dan harus tetap berada di bawah control politik Israel.

Saat memaparkan rencana Israel tahun 2020 ini Shatrit mengatakan, “Tujuan inilah yang ingin dicapai oleh Negara (Israel). Rencana yang diperoleh dari pemerintah kota al Quds dan sudah disetujui oleh Negara ini sudah diajukan. Diharapkan komposisi penduduk al Quds (Jerusalem) pada tahun 2020 30% Arab dan 70% Yahudi.” (T/P03/R2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0