Yerusalem, MINA – Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid pada Ahad (24/4) mengklaim, Israel tetap “berkomitmen” pada status quo di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, di mana ratusan warga Palestina telah terluka dalam serangan oleh pasukan keamanan Israel dan pemukim Yahudi selama dua pekan terakhir.
“Muslim berdoa di Bukit Bait Suci (Al-Aqsha), non-Muslim hanya mengunjungi,” kata Lapid pada konferensi pers, menggunakan istilah Yahudi untuk kompleks Masjid Al-Aqsa, yang merupakan tempat paling suci dalam Yudaisme dan ketiga paling suci dalam Islam.
“Tidak ada perubahan, tidak akan ada perubahan – kami tidak punya rencana untuk membagi Temple Mount antaragama,” katanya.
Komentar Lapid ini disampaikan menyusul serangkaian serangan pemukim Israel dan pasukan keamanan di kompleks Al-Aqsa dalam dua pekan terakhir, The New Arab melaporkan.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Menurut tradisi lama, orang Yahudi diizinkan untuk mengunjungi kompleks Al-Aqsha tetapi tidak untuk berdoa di situs tersebut. Tapi tahun ini, bulan Ramadhan bertepatan dengan Paskah Yahudi, di mana pemukim Yahudi di bawah pengawalan polisi menuntut untuk memasuki kompleks masjid untuk beribadah.
Langkah itu membuat marah banyak warga Palestina, yang menganggap Al-Aqsa adalah salah satu tempat perlindungan terakhir yang tersisa di Yerusalem yang diduduki, di mana lingkungan Palestina semakin diambil alih oleh pemukim Yahudi dengan dukungan otoritas Israel.
Pertemuan tingkat tinggi antara pejabat Israel dan Yordania untuk membahas Al-Aqsa akan berlangsung setelah akhir bulan suci Ramadhan, media Israel melaporkan pada Ahad.
Yordania menguasai Yerusalem Timur antara tahun 1948 hingga 1967. Keluarga kerajaan Hasyimiyah Yordania telah menjadi penjaga tempat-tempat suci di sektor pendudukan sejak 1924. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Mi’raj News Agency (MINA)