Israel-Selandia Baru Pulihkan Hubungan Diplomatik

Perdana Menteri , Bill English, dan Perdana Menteri . (Foto: RNZ)

Wellington, 20 Ramadhan 1428/15 Juni 2017 (MINA) – Israel dan Selandia Baru menyatakan mereka telah menyelesaikan krisis diplomatik yang dipicu resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengecam permukiman Israel.

Namun sejauh mana Selandia Baru mengambil upaya untuk menenangkan Israel tetap tidak jelas, Arab News melaporkan yang dikutip MINA.

Perdana Menteri Selandia Baru, Bill English, pada Rabu (14/6) menolak untuk membeberkan sebuah surat yang dia kirim pecan ini ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah mereka sebelumnya berbicara via telepon.

Netanyahu mengatakan bahwa duta besar Israel akan kembali ke Selandia Baru setelah melakukan komunikasi.

Selandia Baru, bersama dengan Senegal, Venezuela, dan Malaysia, turut mensponsori sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB pada bulan Desember yang mengecam pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Alquds timur, wilayah yang dikuasai Israel dalam perang 1967.

Langkah tersebut mendorong Netanyahu menarik para duta besar Israel dari Selandia Baru dan Senegal.

Krisis diplomatik antara Israel dan Senegal telah diselesaikan awal bulan ini.

Hubungan diplomatik Venezuela dengan Israel diputuskan oleh Hugo Chavez pada 2009, sementara Malaysia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Seorang juru bicara Inggris mengatakan surat tersebut menyatakan ‘penyesalan’ tentang resolusi yang menyebabkan hubungan kedua negara memburuk.

Juru bicara lain sang perdana menteri mengatakan merupakan praktik standar untuk tidak membuka komunikasi antara Inggris dan pemimpin dunia lainnya untuk mengurangi kecurigaan hubungan internasional.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Gerry Brownlee, mengatakan surat tersebut tidak sampai pada taraf permintaan maaf.

“Kami tidak meminta maaf untuk apapun,” katanya kepada surat kabar The New Zealand Herald.

Juru bicara Inggris, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan Selandia Baru berada di balik resolusi tersebut, yang mengekpresikan sikap dan kebijakan internasional yang telah lama dianut Selandia Baru.

Anggota parlemen oposisi Partai Hijau, Kennedy Graham, menyebt keputusan Inggris dimotivasi oleh perdagangan ketimbang karena prinsip atau pendirian.(T/R11/RS3)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)