KEMENTERIAN DALAM NEGERI ISRAEL SETUJUI 930 UNIT PEMUKIMAN ILEGAL DI AL-QUDS TIMUR

Gaza City, 22 Sya’ban 1434/1 Juli 2013 (MINA) – Kementerian Dalam Negeri mengumumkan, Komisi Zonasi pemerintahan versi Israel melakukan pembangunan 930 unit rumah di lingkungan Har Homa, terletak di luar Garis Hijau.

Diperkirakan bahwa pembangunan itu dimulai dalam dua hingga tiga tahun.

Kementerian Dalam Negeri Israel menekankan bahwa penundaan dalam prosedur untuk menyetujui unit baru berasal dari masalah birokrasi terkait dan bukan dari perintah pembekuan pembangunan.

“Kami terus membangun di Al-Quds seperti yang kita lakukan di seluruh negeri. Krisis real estate serius dan kami tidak akan menghentikan proyek,” kata Menteri Dalam Negeri Israel, Eli Yishai seperti dilaporkan kantor berita AlRay yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA), Senin (1/7).

Yishai menyatakan, ia telah menginstruksikan stafnya untuk mempromosikan rencana pembangunan, meliputi unit perumahan kecil dalam upaya untuk memungkinkan semua warga Israel untuk membeli sebuah apartemen.

Proyek tersebut adalah inisiatif dari Kementerian Konstruksi dan Perumahan Israel.

Wilayah Har Homa terletak di pinggiran selatan Al-Quds Timur. Para pengamat menilai pembangunan ilegal Israel kemungkinan memiliki dampak serius pada batas sektor Tepi Barat.

Keputusan ini datang pada saat Menteri Luar Negeri AS, John Kerry melakukan upaya untuk mengembalikan kedua belah pihak untuk negosiasi.

John Kerry merampungkan kunjungan intensif diplomasinya selama empat hari antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dalam upaya untuk membujuk mereka kembali ke perundingan langsung.

Pekan lalu, pada malam kedatangan Kerry, Komite Perencanaan Kota Israel memberikan persetujuan akhir pembangunan 69 rumah baru di daerah Har Homa lainnya.

Namun laporan itu tidak diterima dengan baik di Ramallah, di mana Kepala Negosiator Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat mengatakan bahwa langkah tersebut salah satu bukti betapa berat Israel memulai kembali pembicaraan perdamaian.

“Ini adalah tanggapan Netanyahu untuk yang semua Kerry katakan, ide-ide dan untuk semua usahanya,” kata Erekat dan mencatat bahwa berita muncul sebelum Kerry mengakhiri turnya.

“Jelas hari ini Netanyahu menempatkan 930 unit pemukiman baru menjadikan hambatan di depan upaya Kerry. Netanyahu sendiri bertanggung jawab untuk merusak upaya Kerry dan mencoba membatalkan misinya dan menghancurkan solusi dua negara yang didukung oleh seluruh masyarakat internasional,” tegasnya.

Erekat juga mengatakan, tidak ada terobosan sejauh ini dan masih ada kesenjangan antara posisi Palestina dan Israel.

Israel merebut Al-Quds Timur, lokasi di mana Masjid Al-Aqsha berada sejak 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diterima oleh masyarakat internasional. (T/P09/P02)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0