Tel Aviv, 2 Rabbiul Awwal 1435/3 Januari 2014 (MINA) – Persiapan mulai dilakukan untuk pemakaman mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon yang kondisinya sangat kritis, kata para pejabat di Tel Aviv, Jumat (3/1).
Dr Zeev Rotstein, Direktur Rumah Sakit Tel Hashomer di mana Sharon dirawat, mengatakan sehari sebelumnya, kesehatan Sharon telah memburuk selama dua hari terakhir dan organ vitalnya menderita kerusakan kritis, Al Jazeera melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Sharon pernah mengatakan, ia lebih suka dimakamkan di kediamannya di Negev, Sycamore Ranch, di sebelah makam mendiang isterinya, Lily, The Jerusalem Post melaporkan.
Bersama anak-anak Sharon, kantor Perdana Menteri akan menangani pengaturan pemakamannya, tulis Post selanjutnya.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Di samping pendarahan otak, stroke dan gagal ginjal, situasinya terus memburuk,” kata sumber rumah sakit.
Anak-anak Sharon setuju memasang peralatan “life support” dan meneruskan pemberian obat sebagai ikhtiar agar ayahnya bertahan hidup.
Sharon mengalami stroke sejak 4 Januari 2006 dan mengalami koma sampai sekarang selama delapan tahun tidak pernah pulih.
Ariel Sharon, kelahiran 27 Februari 1928, menjabat sebagai Perdana Menteri Israel (7 Maret 2001 hingga 14 April 2006). Ia kemudian diganti sebagai perdana menteri oleh Ehud Olmert karena terkena serangan stroke pada Januari 2006, yang menyebabkan ia mengalami koma.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Sharon pernah menjadi pemimpin politik dan militer Israel, antara lain pernah menjadi pemimpin partai politik Likud, partai terbesar dalam koalisi pemerintah yang menguasai parlemen Israel.
Sharon juga dikenal luas karena perannya dalam Perang Enam Hari 1967 dan Perang Yom Kippur 1973.
Ia bertanggung jawab pada tragedi pembantaian Qibya 13 Oktober 1953 yang mengakibatkan 96 orang Palestina tewas oleh Unit 101 yang dipimpinnya.
Kemudian ia memimpin pembantaian Sabra dan Shatila di Libanon tahun 1982 yang mengakibatkan 3.000-3.500 jiwa terbunuh, sehingga ia dijuluki sebagai ‘Tukang Jagal dari Beirut‘. (T/P09/IR).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama