ISRAEL SITA MAKAM UMAT ISLAM DI AL-QUDS

Foto; Maan News Agency
Foto; Maan News Agency

Al-Quds, 19 Dzulqa’dah 1436/3 September 2015 (MINA) – pada Rabu (2/9)  pagi, menyita tanah milik sebuah pemakaman di luar tembok timur Kota Tua Yerusalem, kata  seorang pejabat Palestina kepada Ma’an News Agency.

Mustafa Abu Zahra, komite menjaga pemakaman Islam di Yerusalem Timur, mengatakan, inspektur otoritas alam Israel dan tentara Israel menyerbu Bab al-Rahma pemakaman dan mendirikan pagar kawat berduri di sekitar area yang luas tanah pemakaman itu.

Bab al-Rahma, yang artinya Pintu Compassion, membentang di sepanjang dinding timur Kota Tua Yerusalem dan telah digunakan selama lebih dari 1.000 tahun. Abu Zahra mengatakan, ada kuburan berbaring di tanah yang disita, demikian Maan News Agency melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (3/9).

Dia mengatakan, tanah milik Kementerian Otoritas Palestina Dana wakaf, yang juga bertugas mengawasi perbatasan kompleks , situs paling suci ketiga umat Islam.

Abu Zahra mengatakan, “Selama bertahun-tahun Israel telah menyita tanah milik pemakaman umat Islam untuk digunakan sebagai perjalanan wisata.”

Pekan lalu, pasukan Israel mendirikan pagar kawat berduri di sekitar hamparan 7.000 meter persegi tanah di sebelah pemakaman Bab al-Rahma milik keluarga Palestina al-Husseini dan al-Ansari.

Abu Zahra mengatakan, “Hari ini, Israel pendudukan ingin menetapkan perbatasan baru untuk pemakaman Islam, namun perbatasannya dan dindingnya terbuat ratusan tahun yang lalu.”

Dia menambahkan, pemerintah Israel mengklaim mereka meletakkan keputusan pengadilan berlaku, namun ia mengatakan bahwa mereka telah memberi bukti putusan pengadilan mendukung aksi mereka.

Secara terpisah, Rabu (2/9), pasukan Israel terus memaksakan pembatasan pada masuknya Palestina ke perbatasan kompleks Masjid Al-Aqsha.

Direktur Masjid,Sheikh Omar al-Kiswani mengatakan, sejumlah wanita dan laki-laki ditolak masuk ke dalam kompleks masjid Al-Aqsha selama pagi hari.

Dia mengatakan, anak-anak sekolah menghadiri sekolah-sekolah agama di dalam kompleks masjid juga mengalami kesulitan mengakses situs suci.

Para pejabat senior Palestina menyatakan, keprihatinan dalam beberapa pekan terakhir bahwa Israel membatasi akses ke kompleks tersebut dalam upaya untuk mendirikan peribadatan orang Yahudi harian, meski ada kesepakatan pelarangan beribadah non-Muslim di situs tersebut.

Menanggapi penyitaan sebagian pemakaman, al-Kiswani mengatakan, “Tidak hanya penjajahan Israel pergi setelah hidup Muslim, tapi bahkan orang mati tidak aman.” (T/P002/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Comments: 0