Israel Terus Gencarkan Yahudisasi di Masjid Ibrahimi

, MINA – Otoritas pendudukan Israel terus melakukan yahudisasi Masjid di Hebron, di wiayah selatan Tepi Barat yang diduduki penjajah Israel.

Sumber-sumber lokal melaporkan, otoritas pendudukan Israel, pada Ahad (6/3), memasukkan “pompa beton” ke lokasi penggalian di pintu masuk utama ke , di sebelah tembok kastil, sebagai persiapan untuk membangun lift demi melayani kepentingan para pemukim pendatang Yahudi.

Pusat Informasi Palestina melaporkan, Senin (7/3), beberapa pekan lalu, otoritas pendudukan Israel memulai pekerjaan beton di halaman Masjid Ibrahimi untuk membangun lift listrik dan jalur-jalur untuk memfasilitasi penyerbuan ara pemukim pendatang Yahudi ke masjid.

Selama 2021, otoritas pendudukan Israel melarang adzan dikumandangkan sekitar 635 kali, masjid ditutup selama hari libur Yahudi, dan mencegah pekerjaan renovasi dan perbaikan di dalamnya selama beberapa bulan.

Selama beberapa pekan terakhir, otoritas pendudukan Israel melakukan penggalian di halaman luar masjid, dengan membuka lubang baru dan titik penggalian ditutupi dengan tenda, disertai dengan menempatkan crane, dan mengangkut batu dan tanah dari halaman luar masjid.

Pada Agustus 2021, otoritas pendudukan Israel mulai melaksanakan proyek yahudisasi di area seluas 300 meter persegi di Masjid Ibrahimi dan fasilitasnya, termasuk pemasangan lift listrik, untuk memfasilitasi pemukim pendatang Yahudi menyerbu masjid, untuk itu pihak pendudukan Israel mengalokasikan dua juta shekel untuk membiayainya.

Pemerintah Naftali Bennett beberapa waktu lalu mulai membangun permukiman di jantung Kota Tua di Hebron. Di mana sebanyak lebih tiga puluh unit rumah dibangun di kompleks bus tua.

Pemukim Yahudi menyusup ke kota Hebron dengan dukungan pemerintah pendudukan Israel pada 10 Mei 1968. Sebanyak 73 pemukim pendatang Yahudi tinggal di Hotel “an-Nahr al-Khalid”, dan mereka menyatakan niatnya untuk menetap dengan dukungan dari otoritas pendudukan Israel.

Mereka berkembang di area Masjid Ibrahimi, di mana terdapat gua “Makifla” yang bersejarah, yang di dalamnya ada makam para nabi, yang merupakan bagian dari masjid. Pada 1968, otoritas pendudukan Israel menyetujui pembangunan sekolah agama Yahudi di Hebron, untuk menarik pendukung yahudisasi dan kolonialisme, dan mengubah bagian dari Masjid Ibrahimi menjadi “ruang ibadah” sebagai persiapan untuk menguasai masjid dan sekitarnya.

Pada September 1968, otoritas pendudukan Israel mengizinkan para pemukim pendatang Yahudi untuk mendirikan sebuah sinagog di depan Masjid Ibrahimi.

Ini adalah langkah awal untuk menciptakan realitas geografis Yahudi di dalam pusat kota, juga membuka pintu masuk dan jalan baru menuju Masjid Ibrahimi, serta mendirikan pos-pos pemantau militer di sekitar area tersebut.

Pada 1970, otoritas pendudukan Israel mendirikan permukiman Kiryat Arba di sekitar Kota Tua di Hebron, dengan tujuan untuk menciptakan hubungan demografis antara pos-pos terdepan (koloni-koloni permukiman) dan pemukim pendatang Yahudi yang menempati perkampungan di kota Hebron dan kota tuanya. Sekitar delapan ribu pemukim Yahudi tinggal di sana. Permukiman itu merupakan inti utama dari gerakan pemukim pendatang Yahudi ekstremis di Tepi Barat dan menjadi markas besar gerakan “Kach” Zionis.

Pada 1978, sekelompok pemukim pendatang Yahudi menduduki gedung Dobbia di pusat kota. Para pemukim pendatang Yahudi kemudian menyebutnya “Beit Hadassah.”

Pada 1983, sebuah pos terdepan (koloni permukiman liar) didirikan di dekat gedung Daboia, yang dikenal sebagai “Beit Romano”, setelah mengambil alih sekolah “Osama bin Al-Munqith”, dengan dalih bahwa area sekolah tersebut adalah milik Yahudi.

Pada 1984, sebuah pos terdepan baru (koloni permukian liar) yang disebut “Abraham Avenue” didirikan di sebuah situs arkeologi di kampung Tel Rumeida di pusat Hebron. Otoritas pendudukan Israel menutup pasar sayur pusat di Kota Tua. Kemudian menyerahkannya kepada para pemukim pendatang Yahudi untuk mendirikan sebuah pos terdepan baru, di samping pos terdepan lainnya seperti “Beit Hassoun” dan Pete Shenerson.

Kota Tua di Hebron telah berubah menjadi permukiman besar untuk pemukim pendatang Yahudi, yang membelenggu 120 ribu warga Palestina di sana, yang mengancam masa lalu, saat ini dan masa depannya.

Puluhan rumah Palestina berada di bawah ancaman penggusuran. Akses ke Masjid Ibrahimi menjadi tidak mungkin dan terhubung ke jalan panjang yang hanya bisa dimasuki denan melalui banyak pos, gerbang elektronik, dan jalan-jalan sempit yang jauh. (T/R1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.