Gaza, 9 Sya’ban 1436/27 Mei 2015 (MINA) – Perusahaan distribusi listrik Palestina di Jalur Gaza mengatakan, Pemerintah Israel menolak memberikan izin perbaikan saluran listrik asal Israel yang mengalami gangguan di wilayah kantung itu.
Israel adalah pemasok terbesar listrik untuk wilayah Gaza yang sudah mengalami krisis listrik serius sejak zionis itu membom pembangkit listrik di Gaza tahun 2006.
Dalam pernyataan pers, Perusahaan Listrik Palestina menjelaskan, salah satu kabel listrik dari pembangkit milik Israel yang memberikan tenaga listrik ke Jalur Gaza, telah dinonaktifkan sejak Kamis pekan lalu.
“Israel menolak memberi izin untuk memperbaikinya,” sebagaimana dilaporkan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Perusahaan itu menjelaskan tenaga listrik tersebut biasanya memberi ke penduduk Gaza sekitar 12 megawatt tenaga listrik. Fakta bahwa ia terputus akan memperburuk terjadinya krisis energi listrik di mana warga Palestina di Gaza sedang menderita.
Perusahaan ini memperingatkan bahwa kekacauan ini juga akan mempengaruhi pasokan lstrik ke sarana vital seperti rumah sakit dan pelayanan publik.
Jalur Gaza membutuhkan sekitar 400 megawatt listrik setiap 24 jam. Pada saat ini, hanya 212 megawatt yang tersedia, Israel hanya menyediakan 120 megawatt, Mesir menyediakan 32 megawatt, dan 60 megawatt disediakan oleh pembangkit listrik di Gaza sendiri.
Selama delapan tahun terakhir, Jalur Gaza telah menderita krisis tenaga listrik sejak Israel membom pembangkit energi listrik di wilayah itu pada pertengahan 2006.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Hal ini telah memaksa penduduk untuk hidup dengan jadwal harian yang mencakup sedikitnya delapan jam pemadaman listrik. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza