JALAN KOTA GAZA PENUH MAYAT DI HARI SABTU

Jalur Gaza kekurangan buldoser untuk menggali reruntuhan (Gambar:  Haaretz)
Jalur Gaza kekurangan buldoser untuk menggali reruntuhan (Gambar: Haaretz)

Jalur Gaza, 7 Syawal 1435/3 Agustus 2014 (MINA) – Di hari Sabtu, jalanan di kota Gaza penuh dengan mayat yang tidak segera dievakuasi selama berjam-jam.

Issa Akel, sopir buldoser yang bekerja menggali mayat di reruntuhan, mengatakan tidak adanya ambulans yang datang membuat mayat penuh di jalan kota, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.

Di Hay Al-Junina, sebelah timur , Akel pergi melaksanakan tugas untuk menyelamatkan jasad orang wafat yang tertimbun dalam reruntuhan bangunan yang dihancurkan oleh serangan militer penjajah , tapi ia segera menyadari bahwa hidupnya juga dalam bahaya.

Sopir buldoser 50 tahun itu harus berhenti menggali mayat yang terkubur di bawah reruntuhan di kota Gaza selatan dan tidak ada pilihan baginya selain mencari keselamatan untuk dirinya.

“Kami sekarang tidak dapat menggali mayat orang dari bawah tanah,” Subhi Radwan, Walikota Rafah, mengatakan kepada Al Jazeera. Dia menjelaskan bahwa kantornya menerima ratusan panggilan untuk bantuan, tetapi truk kotamadya tidak dapat mengakses sebagian besar wilayah itu.

Petugas medis setempat mengatakan, setidaknya 110 orang telah syahid di Rafah dalam 24 jam terakhir, sementara ratusan lainnya terluka. Setidaknya 1.680 warga Palestina syahid dan 8.500 lainnya terluka di Gaza sejak serangan militer Israel mulai pada tanggal 7 Juli.

Jumat, sebuah tank Israel menyerang ambulans di Rafah, menewaskan tiga anggota awak medis, yaitu Yousef Elshiekh Eid, Yousef Darabeh, dan Atef Alzamli. Sementara itu, rumah sakit Abu Yousef Al Najjar di Rafah diserang Israel, memaksa dokter untuk mengevakuasi pasien dan mayat-mayatnya.

Pembunuhan di Rafah terjadi hanya dua jam setelah ditengahi internasional, 72 jam kemanusiaan antara Hamas dan Israel mulai berlaku.

Israel menyalahkan Hamas yang menghancurkan gencatan senjata, sementara kelompok Palestina mengatakan, pasukan Israel menggunakan kesepakatan itu untuk mendobrak Rafah dan membunuh warga.

Sementara itu, Juru Bicara Kemeterian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qadra mengimbau agar kelompok-kelompok internasional bisa memastikan bahwa ambulans memiliki rute aman untuk mengevakuasi korban ke kota terdekat dari Khan Younes. (T/P09/IR)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0