Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Lampung Adakan Shalat Gerhana

Bandar , MINA – Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menggelar shalat di Masjid At-Taqwa, Kompleks Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa (8/8).

Shalat gerhana ini dilaksanakan mulai sekitar pukul 01.00 WIB sampai dengan pukul 02.16 WIB dengan imam shalat K.H. Ali Muhtarom.

“Kejadian gerhana bulan ialah bukan suatu tanda akan terjadi sesuatu yang aneh atau mengkhawatirkan, juga bukan pula disebabkan oleh kelahiran atau kematian seseorang,” ujar Ali di hadapan jamaah shalat dalam khotbahnya.

Ia mengutip sabda Rasulullah SAW yang menceritakan tentang para sahabat ketika mereka membuat suatu perandaian tentang kejadian gerhana yang bertepatan dengan wafatnya Ibrahim, anak Rasulullah. Namun, Nabi Muhammad kemudian membantahnya.

“Lalu Rasul bersabda dalam sebuah hadis, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua bukti daripada tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, kedua-duannya tidak akan terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang’,” ujar Ali.

Ia menjelaskan, peristiwa ini merupakan tanda kebesaran Allah untuk menambah keimanan hamba-Nya dan agar selalu mengingat-Nya.

“Setiap kejadian yang berlaku. termsuk gerhana bulan pada malam ini adalah untuk mengetuk hati kita agar bersyukur dan mengingat Allah sepanjang masa dan tempat, agar kita senantiasa diminta agar berfikir tentang kejadian alam ciptaan Allah dalam mengenali sifat-sifat Allah dan juga mengakui diri kita sebagai hamba yang serba lemah,” ujarnya.

Lebih lanjut Ali mengatakan, betapa malangnya umat manusia yang menjadikan bulan, matahari dan ciptaan Allah lainnya sebagai Tuhan mereka karena keindahan benda tersebut. Padahal menurut Ali, benda-benda tersebut merupakan ciptaan Allah.

“Banyak manusia yang merasa, betapa hebatnya pergerakan bulan dan cakrawala yang lain di atas landasan orbitnya tanpa ada pelanggaran satu sama lain, sehingga mereka gagal memahami bahwa ada penguasa lebih hebat yang menciptakan setiap sesuatu yang mereka kagumi selama ini, yaitu Allah,” katanya.

Menurutnya, mereka adalah orang-orang yang gagal menjajaki akan keberadaan Allah yang mengatur segala pergerakan tersebut. Inilah kelemahan akal manusia yang kemampuannya terbatas tanpa panduan agama.

Oleh karena itu ia mengingatkan kepada seluruh jamaah yang hadir untuk berdoa. Karena tugas umat muslim ketika terjadi gerhana adalah berdoa, mendirikan shalat dan memohon ampun kepada Allah.

“Maka apabila kamu melihat gerhana keduanya maka berdoaalah kepada Allah dan dirikanlah shalat dan bersedekahlah. Dari pada melakukan perbuatan munkar dan syirik,” katanya. (L/ism/B01/RI-1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.