Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Serukan Umat Islam Bersatu Jelang Pilkada 2017

KH. Yakhsyallah Mansur, MA. (Photo : Hadis/MINA)

Jakarta, 24 Muharram 1438/25 Oktober 2016 (MINA) – Imaam jama’ah Muslimin Yakhsyallah Mansur menyerukan agar Umat Islam Indonesia mengedepankan prinsip berjama’ah kompak dan bersatu, tidak berpecah belah, dengan tidak terpancing oleh provokasi bertindak anarkis apalagi mau diadudomba dan dijadikan objek sebagai komoditi .

Pernyataan itu ia sampaikan terkait dengan kasus penodaan agama di Jakarta seperti yang diberitakan media massa dan terhadap setiap menyelesaikan masalah umat yang berkembang saat ini.

“Islam yang bersifat rahmatan lil alamin melarang umatnya mengganggu keyakinan agama lain. Tetapi kaum Muslimin juga tidak dibenarkan membiarkan orang melecehkan terhadap Islam di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim,” demikian pernyataan itu seperti yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (25/10).

Dia menegaskan bahwa dalam pembelaan umat Islam hendaknya tetap mengedepankan pertimbangan aqidah dan akhlaqul karimah.

Menurutnya, umat Islam Indonesia selama ini karena dorongan aqidah agamanya berusaha menjadi pihak mayoritas yang santun dan mengayomi mereka yang minoritas baik dalam hal etnis, religi atau sosio-kultural. Namun dalam kenyataannya sikap santun tersebut sering disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak senang melihat Indonesia bersatu dalam kemajemukan yang damai dan dinamis.

“Umat Islam sering dimanipulasi suaranya bahkan dipinggirkan keberadaannya di kancah kehidupan kebangsaan yang beradab. Demi menerima perlakuan yang tidak patut dari sementara pihak itu umat Islam Indonesia berkali-kali memberi maaf dan kembali menggandeng tangan semua menuju Indonesia yang lebih baik, adil dan beradab,” tegasnya.

Umat Islam Indonesia merasa terusik aqidah agamanya saat seorang Kepala Daerah yang seharusnya mampu membawakan diri sebagai pemimpin yang patut diteladani namun justru ucapannya telah mengusik kehormatan agamanya atau bernada menistai kemuliaan kitab suci Al-Qur’an dimaklumi bila umat Islam mulai gusar dan marah.

“Karena bagi setiap muslimin wajib membela agamanya dari setiap bentuk pelecehan rongrongan maupun penodaan terhadap Islam. Lebih-lebih jika itu dilakukan terhadap kitab suci Al-Qur’an,” tegasnya lagi.

Imaam Yakhsyallah menghimbau kepada semua pihak untuk memahami sikap umat Islam tersebut dan terutama kepada pihak yang memegang otoritas keamanan negara agar segera mengambil tindakan terhadap siapa pun yang menodai agama demi mencegah berkembangnya situasi yang merugikan negara dan masyarakat.

Ia juga menghimbau media massa untuk bekerja secara profesional dan bertanggungjawab sehingga tidak tergelincir pada pemberitaan yang tidak berimbang, tidak adil apalagi manipulatif yang dapat merugikan seseorang atau kelompok tertentu.

“Media masa juga diingatkan tetap menjaga integritasnya dan tidak menjadi corong pemecah belah bangsa. Pemberitaan yang tidak berimbang selama ini sering mengakibatkan kerugian pada pihak ummat Islam yang pada gilirannya akan merugikan semua pihak,” tegasnya. (L/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.