Bangkok, 16 Sya’ban 1436/3 Juni 2015 (MINA) – Seorang jenderal militer Thailand mendatangi Kepala Polisi Thailand Rabu (3/6) pagi karena dirinya dituduh terlibat dalam perdagangan manusia di Thailand Selatan.
Letnan Jenderal Manas Kongpan tiba di Mabes Polisi Thailand di Bangkok untuk bertemu dengan Kepala Polisi Somyot Poompanmuang.
Polisi segera mengawal Jenderal untuk dibawa ke provinsi Songkhla di Thailand Selatan, di mana tuduhan terhadap dirinya diajukan, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kongpan -penasihat senior Tentara Kerajaan Thailand- menghadapi tuduhan perdagangan manusia, menahan korban perdagangan manusia dan menyandera korban untuk tebusan. Korbannya diduga pengungsi yang diselundupkan dari Bangladesh dan Myanmar melalui rute Thailand menuju Malaysia sejak November 2012 hingga Mei tahun ini.
Hingga Selasa (2/6), ia tetap mengaku tidak bersalah.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
“Saya ingin meminta masyarakat untuk tidak melompat kepada kesimpulan bahwa saya bersalah,” kata Kongpan yang dikutip Bangkok Post.
“Saya ingin melihat informasi dari kedua belah pihak dan membiarkan pengadilan memutuskan. Saya meminta keadilan, karena saya bisa menjelaskan hal ini dan saya siap untuk membela diri,” ujarnya.
Menurut Bangkok Post, penyelidik mengatakan, ia menjadi tersangka ketika polisi menggeledah rumahnya di provinsi Ranong dan menemukan buku bank dan catatan keuangan yang menunjukkan adanya transfer ke namanya.
Di antara lebih 50 tersangka yang ditahan sejak tindakan tegas pemerintah bulan lalu, terdapat politisi dan polisi tinggi lokal.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Setelah menemukan lebih 30 mayat di Thailand Selatan, pasukan keamanan Malaysia yang meluncurkan investigasi juga menemukan 139 kuburan di 28 kamp di daerahnya dekat perbatasan dengan Thailand.
Kepolisian Malaysia telah menahan sekitar sepuluh polisi atas dugaan terlibat dalam skandal perdagangan manusia yang telah menyebabkan ribuan migran Muslim terjebak di kapal di laut Asia Tenggara. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam