Jokowi Akan Undang Taliban ke Indonesia

Presiden Joko Widodo saat membuka Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Mataram. (Foto: Ahmad Labieb)

Mataram, MINA – Presiden Joko Widodo mengungkapkan setelah pertemuan dengan pemimpin baru-baru ini di Jakarta, negara itu meminta untuk memediasi konflik di negaranya.

Karenanya, Jokowi akan memanggil semua pihak-pihak yang berseteru di negara kaya uranium itu, termasuk pemimpin yang sampai saat ini sering dicitrakan media barat sebagai kelompok ekstremis.

Delegasi Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan yang dipimpin mantan Menlu, Muhammad Karim Khalili bertemu Jokowi di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/11).

“Bapak Karim Khalili menyampaikan kepada saya untuk agar Indonesia berperan memediasi pertikaian yang ada di Afghanistan, dan saya sampaikan ‘bismillah, saya sanggupi'”, katanya dalam sambutan pembukaan acara Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Mataram, NTB, baru-baru ini.

Sehingga, lanjut Jokowi, dirinya akan mengundang pihak-pihak di Afghanistan dalam empat gelombang. Pertama, rombongan yang sudah tiba bersama Karim Khalili yang saat ini sudah tiba di Indonesia.

Selanjutnya, tahap kedua, Jokowi akan mengundang ulama-ulama Afghanistan dan Pakistan atas biaya dari pemerintah Indonesia.

Untuk tahap ketiga, pihak Taliban yang ada di negara itu, akan diundang untuk berdiskusi dengan Jokowi dan juga bertemu dengan para ulama tanah air.

Sementara, tahap terakhir, para ulama Indonesia yang dipilih Presiden akan berangkat ke Afghanistan untuk melihat langsung kondisi di sana.

“Ulama, umaro, kita juga akan kita bawa ke sana untuk memberikan pengalaman-pengalaman yang ada di Indonesia,” katanya.

Jokowi berpendapat, alasan para pemimpin Afghanistan datang ke Indonesia adalah karena negara ini berhasil mempertahankan kesatuan dan toleransi di tengah keberagamaan yang ada.

“Saya sampaikan bahwa Indonesia memiliki 714 suku, memiliki 1.100 lebih bahasa daerah, dengan beragam jenis agama dan mereka terkejut,” kata Jokowi sambil menambahkan bahwa di Afghanistan mereka hanya memiliki 7 jenis suku namun sudah lebih dari 4 dekade berperang.

“Oleh karenanya mereka ingin belajar dari persatuan Indonesia,” tegasnya.(L/RE1/B05)

Miraj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.