Hong Kong, MINA – Agence France-Presse Prize (AFP) menobatkan Ahmer Khan, jurnalis lepas dari Khasmir, sebagai pemenang penghargaan Kate Webb 2019 pada Kamis (29/2).
Penghargaan itu diperoleh atas liputannya di lapangan selama jam malam di Kashmir yang diberlakukan oleh India.
Penghargaan tersebut diberikan kepada koresponden AFP di Asia yang bertugas dalam kondisi berisiko atau sulit.
Khan, diberi kehormatan atas serangkaian laporan, video dan tulisan yang dengan jelas mengilustrasikan dampak terhadap penduduk lokal di wilayah Kashmir. Wilayah mayoritas Muslim itu dikunci setelah keputusan India mencaplok dan menghapus status semiotonom pada Agustus 2019.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pemerintah nasionalis Hindu India memberlakukan pembatasan pergerakan dan komunikasi yang menyebabkan wilayah Himalaya yang subur itu terputus dari dunia luar.
India mengklaim langkah itu bertujuan membawa perdamaian dan kemakmuran, setelah puluhan ribu orang tewas dalam pemberontakan pejuang Kashmir.
Meskipun menghadapi jam malam dengan kehadiran banyak personel militer, Khan turun ke lapangan dengan kameranya untuk mendokumentasikan situasi. Ia berhasil melaporkan kecemasan dan frustrasi di antara penduduk Srinagar dan kota-kota lain di Kashmir.
Setelah gangguan komunikasi, Khan terpaksa meninggalkan negara itu dengan penerbangan untuk mengirimkan laporannya.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Direktur Regional Asia-Pasifik AFP Philippe Massonnet mengatakan, pelaporan dari Kashmir pada saat ini sangat menantang bagi semua orang, termasuk media asing.
Khan menggambarkan kemenangannya sebagai kehormatan sejati dan motivasi besar baginya untuk terus melayani dengan penuh semangat dan tekad.
“Saya ingin mempersembahkan penghargaan ini untuk jurnalis pemberani dari Kashmir yang telah melaporkan situasi selama enam bulan terakhir. Penghargaan ini merupakan kemenangan kolektif,” katanya.
Hadiah itu akan secara resmi diberikan pada sebuah upacara di Hong Kong, akhir tahun ini. (T/Ty/R7/RI-1)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Mi’raj News Agency (MINA)